Jumat, 25 Januari 2013

Sikap Memaafkan dan Manfaatnya bagi Kesehatan


Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:“… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga dinyatakan dalam Al Qur’an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (Qur’an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, “…menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.
Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur’an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih.
Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.
Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih - memperburuk keadaan.
Sebuah tulisan berjudul “Forgiveness” [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.
Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin.
Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan -sebagaimana segala sesuatu lainnya - haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.

BAGAIMANA MENYAYANGI SESEORANG


hantaran
1. Sayangi dia dengan hati, bukan dengan perasaan. Jika anda
meletakkan sesuatu perhubungan berdasarkan perasaan, ianya akan
gagalkerana perasaan sentiasa berubah dari masa ke semasa.

2. Sayangi dia seadanya. Di dunia terdapat hampir 6 billion manusia
dengan 6 billion personaliti. Dia sememangnya seorang yang istimewa
dan biarkan ianya kekal begitu. Jangan sesekali terfikir untuk
mengubah apa-apa tentang dia kerana sekali anda mengubah, selamanya
anda akan terus mengubah dirinya. Tentu anda masih ingat, anda
terpikat padanya kerana dia adalah dia. Maka, tiada alasan untuk
anda mengubah dia untuk menjadi seseorang yang lain.

3. Sayangi dia sepenuh hati. Sesungguhnya dia telah banyak bekorban
untuk anda. Dengan kelebihan yang ada padanya, dia berpeluang untuk
menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih sempurna tapi demi
cinta, dia telah memilih diri anda. Maka, jangan sesekali cuba untuk
mempermain-mainkan keluhuran cintanya.

4. Hormati pendirian dan keputusan dia. Jangan anda merayu dan
jangan mencipta alasan supaya dia menerima cinta anda kerana kelak,
yang anda akan dapat darinya hanyalah cinta simpati dan bukannya
cinta setulus hati.

5. Yakinkan diri anda akan keistimewaan dia. Dia adalah satu-satunya
di dunia ini dan jangan mengharapkan kesempurnaan dari dia kerana
dia telahpun cukup sempurna semenjak anda mula terpikat padanya.

6. Percaya akan dirinya. Sentiasa bersangka baik padanya jika kita
juga mahukan sebegitu darinya. Pastikan anda akan sentiasa
meletakkan diri anda di tempatnya sebelum melakukan apa-apa. Jika
anda sendiri tidak dapat menerimanya, apatah lagi dia.

7. Jangan berjanji menyayangi dia untuk selama-lamanya kerana selama-
lamanya bagi anda mungkin akan berakhir keesokkan harinya, tapi
berjanjilah untuk menyayangi dirinya seolah-olah setiap hari itu
adalah hari yang terakhir untuk anda berdua.

8. BERCINTA dengannya adalah seperti memberi hati anda kepadanya
untuk dilukai tapi kepercayaan itu penting. Percayalah kepadanya,
nescaya dia akan melindunginya sepenuh jiwa dan raga.

9. Jangan sesekali meninggalkan dia tanpa sebarang alasan. Dia bukan
hanya akan setakat menangis kecewa dan kemudiannya meneruskan hidup
seperti biasa, ketahuilah bahawa jiwanya akan mati secara perlahan.

10. Jangan cepat berbangga dengan diri anda, memenangi hatinya
bukanlah satu kejayaan yang mutlak tetapi anugerah itu hanya layak
anda perolehi setelah anda berjaya menyayanginya sehingga ke akhir
hayat. Ketahuilah, dia memilih anda adalah kerana dia percaya bahawa
anda adalah seorang yang jujur dan akan menepati janji. Anda telah
bersusah payah dan berusaha sedaya upaya untuk memenangi cintanya,
maka dengan itu haruslah juga anda berusaha untuk terus menyintai
dirinya dengan apa jua keadaan sekalipun.

Take it from :http://ayatcinta.wordpress.com

C.I.N.T.A





CINTA BUKANLAH DARIPADA KATA-KATA TETAPI SEGUMPAL KEINGINAN YANG
DIBERIKAN KEPADA HATI YANG MEMERLUKAN
Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dirinya sekarang dan bukan
siapa dia sebelumnya.Malah kisah lampau yang berlaku tidak perlu
diungkit lagi sekiranya hati benar-benar menyintai dirinya.
Sememangnya hidup bercinta dan untuk dicintai amat mudah,tetapi
untuk dicintai oleh orang yang kita cintai sukar diperoleh.Ikuti tip
bagi memelihara CINTA SEJATI… ..
1. PILIH PASANGAN YANG SESUAI
Jangan sesekali jatuh cinta dengan seseorang yang sangat
berpotensi.Wang dan rupa bukanlah penyuntik cinta sejati. Terlalu
banyak pasangan memilih teman hidup yang sebegini dengan harapan
mereka berpeluang menikmati segalanya.
Secara jujur,tanyalah pada diri sendiri quot; Dapatkah aku mencintai
dia dengan cara yang sebenarnya tanpa harapan untuk berubah?” Jika
tidak,buatlah keputusan untuk cari yang lain.
2.JANGAN TERBURU-BURU
Jangan menurut kehendak nafsu seks. Pasangan yang melakukan hubungan
seksual akan mencipta suatu keintiman yang salah dan boleh menuju ke
arah kekecewaan.
3.PERCAYA AKAN KELEMAHANNYA
Jangan mengabaikan keputusan untuk memiliki sesuatu hubungan atau
perkara yang diingininya. Misalnya jika pasangan membuat suatu
pernyataan seperti,’ Saya tidak melaksanakan komitmen dengan baik’,
percayalah dia.
Anda seharusnya tanya pada diri sendiri: “Adakah dia sudah bersedia
menghabiskan sepenuh waktu untuk aku atau semata-mata untuk hobinya
kemudian baru mengingati aku.”
4.TUTUP MULUT
Jangan cuba menceritakan tentang keburukan atau kelemahan pasangan
kepada rakan. Bertanggungjawab dalam mengungkapkan perasaan anda
terhadapnya dan saling merahsiakan antara satu sama lain.Cara
sebegini dapat mengelakkan daripada berlakunya sesuatu konflik dan
hubungan emosional anda berdua.
5.TERIMA SEADANYA
Terima pasangan dengan niat hati yang ikhlas.Bukan hanya sewaktu
bercinta, pada awal perkahwinan dan sewaktu berbulan madu,tetapi
amalkan date night sekali seminggu.
6.JADI PEMERHATI
Bersikap pemerhati kepada pasangan. Cuba memerhati dan memahami
tingkah laku dan pemikirannya. Paling penting, sentiasa mengambil
berat setiap apa yang berlaku. Ini mengelakkan daripada pasangan
berani menipu dan cuba melakukan sesuatu di luar jangkaan.
7.BUKTIKAN SIAPA DIRI ANDA
Fokus pada setiap perkara yang anda gemari dan tidak daripada
pasangan,serta cuba berbincang cara bagaimana menyelesaikan masalah
tersebut berdua.
8. MR. RIGHT KEMBALI
Sedang asyik bercinta,orang yang pernah terpaut di hati anda suatu
masa dahulu,tiba- tiba muncul di hadapan.Bagi anda yang menghadapi
masalah sebegini,adalah suatu perkara sukar untuk
diselesaikan ,bukan? Parasaan buntu dan bercelaru tentunya datang
dan memaksa diri membuat keputusan.
Buat keputusan agar tidak menyintainya lagi. Lupakan segala sejarah
silan dengan memulakan kehidupan dan cinta yang baru.
9.BUKAN PERIGI CARI TIMBA
Anda tidak pernah merasakan bahawa cinta sejati seperti objek yang
keras seperti seolah-olah berkelakuan syok sendiri. Malah anda
haruslah sama-sama berinteraksi dan berbincang terhadap apa yang
berlaku dalam perhubungan.
10.HARGAI DIRI SENDIRI DAN PASANGAN
Hubungan yang sihat akan meningkatkan penghargaan diri dan pasangan.
Untuk memperoleh hubungan yang lebih harmoni, setiap pasangan perlu
menghargai diri sendiri dengan cuba mengungkapkan kata-kata romantis
atau lakukan sesuatu kejutan terhadap dirinya.

Jumat, 18 Januari 2013

10 Kriteria Pemimpin Menurut Ajaran Islam

Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.

Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya :

1.Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.

2.Niat yang LurusHendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.Karena suatu amalan itu bergantung pada niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-muslimDari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb r.a, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

3.Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “(mereka; maksudnya, Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik).

Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

4.Tidak Meminta JabatanRasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

5.Berpegang pada Hukum Allah.
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).

6.Memutuskan Perkara Dengan AdilRasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

7.Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”

8.Tidak Menerima HadiahSeorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).

9.Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

10.Lemah LembutDoa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur),Tablig(menyampaikan),amanah(dapat dipercaya),fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur. Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim). Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas karena kita merupakan Mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.

Kamis, 17 Januari 2013

Wanita pertama masuk surga
adalah wanita yang mentaati suaminya

Suatu hari, puteri Nabi SAW. Fatimah Az-Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW. Siapakah wanita pertama yang masuk surga setelah para “Ummahatul mukminin” (isteri-isteri Nabi SAW)? Rasulullah bersabda : Dialah MUTHI’AH.
Siti Fatimah adalah anak Rasulullah yang mempunyai budi pekerti yang baik dan beliau amat taat kepada ajaran Islam, dan sifat-sifatnya sama seperti bapaknya, yakni Nabi Muhammad SAW. Pada suatu hari ketika Rasulullah sedang bercerita tentang keni’matan surga kepada Siti Fatimah, maka baginda pun bersabda, “Aduhai anakandaku, ada seorang wanita dari kalangan orang kebanyakan (orang awam) yang pertama akan masuk surga lebih dahulu daripada kamu”.
Mendengar kata-kata ayahandanya itu, maka berubahlah raut mukanya lantas ia menangis dan berkata, “Siapakah perempuan itu wahai ayahanda? Seperti apa perempuan itu dan bagaimana pula amalannya sehingga dia dapat lebih dahulu masuk surga daripada ananda? Ayahanda, katakanlah di mana dia sekarang?”
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Dia adalah seorang wanita yang miskin, tinggal di Jabal Uhud, kira-kira 3 batu dari Madinah”. Tanpa buang-buang waktu, Siti Fatimah pun pergi mencari perempuan yang dikatakan masuk surga terlebih dahulu daripadanya. Setelah dia sampai ke rumah perempuan itu, lalu dia mengetuk pintu sambil memberi salam.
Perempuan yang Rasulullah maksudkan itu membuka pintu dan menanyakan hajat Siti Fatimah datang ke rumahnya tanpa mempersilakannya masuk ke dalam rumah. Siti Fatimah berkata, “Saya datang kemari karena ingin ketemu dan berkenalan dengan anda”. Perempuan itu menjawab, “Terima kasih bu, tetapi saya tidak berani mempersilakan ibu masuk, karena suami saya tidak ada di rumah. Nanti saya minta izin kalau dia pulang. Silakan datang lagi besok”.
Dengan perasaan sedih dan kecewa, Siti Fatimah pulang, kerana tidak dapat masuk dan berbicara panjang lebar dengan perempuan tersebut. Keesokan harinya, beliau kembali lagi ke rumah perempuan itu dengan membawa anaknya yang bernama Hasan. Ketika tiba di pintu rumah perempuan tersebut dan hendak dipersilakan masuk, tiba-tiba perempuan itu melihat ada anak kecil bersama Siti Fatimah, lalu dia bertanya, “Ini siapa?”. Putri Rasulullah itu menjawab, “Ini anak saya, namanya Hasan”. Perempuan itu lantas berkata, “Saya minta maaf, kerana saya belum meminta izin untuk anak ini masuk kepada suami saya”.
Siti Fatimah jadi serba salah, lalu beliau pun kembali ke rumahnya. Besoknya Siti Fatimah datang lagi ke rumah perempuan itu, tapi kali ini beliau membawa kedua putranya, yaitu Hasan dan Husain. Perempuan ahli surga itu terkejut melihat ada seorang anak kecil lagi yang belum dimintakan izin kepada suaminya untuk masuk ke dalam rumah. Siti Fatimah tersipu malu, lalu dia pulang dengan perasaan hampa.
Dalam perjalanan pulang, hatinya berkata-kata, “Perempuan ini sangat takut kepada suaminya, sehingga masalah yang begini saja dia tidak berani melakukannya. Padahal jika dia mengizinkan aku masuk, tidak mungkin suaminya marah. Tidak usahlah memandang aku ini siapa dan dua anak ini cucu siapa, pandanglah aku sebagai tamu dari jauh, sudahlah” bisik hatinya sambil menangis terisak-isak.
Begitu suami perempuan itu pulang, perempuan itu memberitahu perihal anak laki-laki lagi yang dibawa oleh Siti Fatimah. Suaminya terkejut dan heran, seraya berkata, “Kenapa kamu tahan sampai begitu? Bukankah Siti Fatimah itu putri Rasulullah SAW dan dua orang anaknya itu cucu baginda. Di samping itu, kamu harus yakin, bahwa keselamatan kita berdua kelak bergantung pada keredhaan Rasulullah saw. Jangan kamu lakukan seperti itu lagi, jika dia membawa siapa pun, terimalah mereka dengan baik dan hormatilah mereka semua”.
Istrinya menyahut, “Baiklah, tetapi maafkanlah kesalahan saya kerana saya mengerti bahwa keselamatan diri saya ini bergantung pada keredhaanmu, sebagai suami saya. Oleh karena itu, saya tidak berani melakukan sesuatu yang akan membawa kemarahan atau menyakiti hatimu”.
“Terima Kasih” sahut suaminya.
Pada hari berikutnya, Siti Fatimah datang lagi dengan membawa dua orang putranya. Setelah dipersilakan masuk dan dijamu dengan buah kurma dan air, mereka pun memulai percakapan. Sedang enak-eank berbincang-bincang, tiba-tiba perempuan itu berdiri dan berjalan menuju pintu rumahnya sambil memandang ke arah jalan, seolah-olah sedang menanti kedatangan seseorang dengan tidak begitu mempedulikan Siti Fatimah. Siti Fatimah melihat di tangan perempuan itu ada sebuah tongkat dan sebuah gelas berisi air, sementara tangan yang satu lagi mengangkat ujung kain, sehingga menampakkan betis dan pahanya, sedangkan wajahnya penuh dengan senyuman yang manis.
Melihat keadaan seperti itu, dengan perasaan resah kerana tidak dipedulikan, lalu Siti Fatimah bertanya, “Mengapa jadi begini?” Perempuan itu menyahut, “Ibu, mohon maafkan saya, kerana saya sedang menantikan kepulangan suami saya”.
“Untuk apa segelas air itu?” tanya Siti Fatimah.
Jawab perempuan itu, “Barangkali suami saya haus ketika dia pulang, saya akan segera memberikan air ini kepadanya supaya tidak terlambat. Jika terlambat nanti dia akan marah”.
Kemudian Siti Fatimah bertanya lagi, “Untuk apa pula tongkat itu?”
Perempuan itu menjawab, “Jika suami saya marah, mudahlah dia memukul saya dengan tongkat ini”.
Siti Fatimah bertanya lagi, “Kenapa pula anda mengangkat kain anda sehingga menampakkan aurat, bukankah itu haram?” Maka perempuan itu berkata, “Jika dia menginginkan saya, lalu dia pandang saya begini, tentulah akan menambah syahwat dan nafsunya yang memudahkan pada maksudnya”.
Seusai perempuan itu menjawab segala pertanyaannya, Siti Fatimah termenung dan heran lalu dia berbisik, “Jika begini kelakuan dan perangainya terhadap suaminya, tidak mampulah aku mengikutnya. Patutlah dia masuk surga dahulu daripada aku serta wanita-wanita lain. Ternyata benarlah bahwa keselamatan seorang perempuan yang bersuami itu bergantung kepada ketaatan dan keredhaan suami terhadapnya”.
Sambil terisak-isak menangis dan meneteskan air matanya, Siti Fatimah meminta izin untuk pulang dan beliau segera menghadap ayahandanya, Rasulullah saw lalu berkata, “Ananda merasa sangat sedih dan lemah semua sendi, kerana tidak dapat meniru dan melakukan sebagaimana perangai dan amalan perempuan yang ayahanda maksudkan itu”.
Begitu Rasulullah saw mendengar rintihan putrinya, lalu baginda bersabda sambil tersenyum, “Putriku, janganlah kamu bersedih. Perempuan yang ananda jumpa itu alah perempuan yang akan menuntun dan memegang tali kendali tungganganmu ketika kamu masuk surga. Jadi, dialah yang masuk terlebih dahulu”. Setelah mendengar penjelasan itu, barulah Siti Fatimah tersenyum.

Dari kisah di atas, dapat kita lihat bahwa ketaatan seorang isteri kepada suaminya adalah sangat penting dalam institusi rumah tangga. Oleh karena itu, kepada semua wanita yang bergelar iseri, fahamilah seruan cerita ini, taatlah serta berbuat baiklah kepada suami, niscaya kau akan diridhai oleh suami anda. Fikirkanlah sejenak, di mana kedudukan anda sekarang di sisi Allah? Kerana keredhaan Allah tergantung keredhaan suami anda.

Selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu hampir ke neraka. Selangkah seorang isteri keluar rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga suaminya itu hampir ke neraka.

Minggu, 13 Januari 2013

24 Peringatan Buat Wanita

1. Urusan pertama yang ditanyakan pada hari akhirat nanti ialah mengenai solat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajipannya atau tidak).
2. Apabila wanita itu lari dari rumah suaminya maka tidak diterima solatnya sehingga kembali ia dan menghulurkan tangannya kepada suaminya (meminta ampun).
3. Siapapun perempuan yang memakai wangi-wangian, kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki ajnabi agar mereka tercium bau harumnya, maka dia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina.
4. Sebaik-baik wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali atas urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda Nabi s.a.w., “Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar mendongak syaitan memandang akan dia.”
5. Haram bagi wanita melihat lelaki sebagaimana lelaki haram melihat wanita yang halal nikah (kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan transaksi jual beli).
6. Diriwayatkan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah s.a.w. bersama isteri-isterinya (Ummu Salamah r.ha. dan Maimunah r.ha.), datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu Ummi Maktum) Rasulullah saw. menyuruh isteri-isterinya masuk ke dalam. Bertanya Ummu Salamah, “Bukankah orang itu tidak dapat melihat kami, Ya Rasulullah ?” Rasulullah saw. Balik bertanya, “Bukankah kamu dapat melihatnya.”
7.    Perempuan yang mengenakan pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan mahramnya) adalah seumpama gelap-gulita pada hari Qiamat, tiada Nur baginya.
8. Siapapun wanita yang bermuka masam, menyebabkan suaminya tersinggung, maka wanita itu dimurkai Allah sehingga ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya.
9. Tidak boleh seorang istri mengerjakan puasa sunnah kalau suaminya ada di rumah serta tidak mengizinkan dia berpuasa.
10.    Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah, baik dalam kondisi miskin atau kaya.
11.    Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya melainkan jika terpaksa (kerana sesuatu urusan yang mustahak) dan ia juga tidak berhak melalui jalan lalu lalang, melainkan di tepi-tepinya.
12.    Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur, tetapi dia menolaknya hingga marahlah suaminya, maka semalaman wanita itu dilaknat oleh malaikat hingga pagi.
13.    Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia sekalian.
14.    Tidak boleh seseorang manusia sujud kepada manusia. Seandainya diperbolehkan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya, kerana besarnya hak-hak suami mereka.
15.    Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya pada hari Qiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang lehernya.
16.    “Aku lihat api neraka, tidak pernah aku lihat seperti hari ini, karena ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli neraka ialah wanita.” Rasulullah saw. ditanyai, “Mengapa demikian Ya Rasulullah?” Jawab Rasulullah saw. “Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan kebaikannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum rasa berpuas hati dan cukup.”
17.    “Kebanyakan ahli neraka adalah terdiri dari kaum wanita.” Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang dari mereka, “Mengapa terjadi demikian, apakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?” Jawab Nabi s.a.w. “Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya. Sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalam nikmat suaminya.”
18. Keadaan wanita 10 kali lipat seorang lelaki di dalam neraka dan 2 kali lipat seorang lelaki di dalam surga.
19. “Kebanyakan wanita itu adalah penghuni neraka dan menjadi kayu bakar api neraka.” Spontan Aishah bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah s.a.w.?” Jawab Rasulullah s.a.w.:
a.    Kerana kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami serta melakukan kerja-kerja rumah.
b.    Tiada memuji (bersyukur) atas kemurahan Allah yang didatangkan melalui suaminya. (Jarang terdapat orang perempuan yang mau mengucapkan terima kasih atas pemberian suaminya.)
c.    Sering mengkufurkan (ingkar) terhadap nikmat Allah. (Contohnya: Apabila berlaku sesuatu pertengkaran ada isteri yang berkata sudah 10 tahun kahwin dengan awak tidak ada apa-apa pun.)
d.    Gemar bercakap perkara yang sia-sia yang berdosa. (Contohnya: Bercakap mengenai perabot-perabot rumah yang tidak perlu dan mengumpat.)
e.    Kurang akal dan kurang ilmu pengetahuannya dalam agama, yaitu mereka sering tertipu atau terpengaruh dengan bujuk rayu laki-laki, rekan-rekan, alam sekitar dan suasana serta kemewahan lahiriah.
20. Dari Ali bin Abi Talib r.a.: Aku dengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Tiga golongan dari umatku akan masuk neraka Jahanam selama 7 kali umur dunia. Mereka itu adalah:”
a. Orang yang gemuk tapi kurus
b. Orang yang berpakaian tetapi telanjang
c. Orang yang alim tapi jahil
* Adapun yang gemuk tapi kurus itu ialah wanita yang sihat tubuh badannya tetapi kurang ibadat.
* Orang yang berpakaian tetapi telanjang ialah wanita yang cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama.
* Orang yang alim tapi jahil ialah ulama yang menghalalkan yang haram kerana kepentingan peribadi.
21.    Asma’ binti Kuraizah al-Fazari r.ha. diriwayatkan telah berkata kepada puterinya pada hari perkahwinan anaknya itu, “Wahai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali. Itulah suamimu. Jadilah engkau tanah bagi suamimu (taat perintahnya) dan ia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai, supaya ia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai kesukaran, karena itu akan memungkinkan ia meninggalkanmu. Kalau ia mendekatimu, dekatilah ia dan jika ia menjauhimu maka jauhilah ia dengan baik. Peliharalah benar-benar suamimu itu akan hidungnya, pendengarannya, matanya dan lain-lain. Janganlah pula ia mendengar melainkan yang enak dan janganlah ia melihat melainkan yang indah saja pada dirimu.
22. Pesanan Luqman kepada anaknya, “Sepanjang hidupku, aku hanya memilih 8 kalimah dari pusaka para Nabi yang lalu yaitu:”
a. Apabila engkau sedang shalat kepada Allah SWT, maka jagalah baik-baik fikiranmu.
b. Apabila engkau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
c. Apabila engkau berada di tengah-tengah majlis, maka jagalah lidahmu.
d. Apabila engkau hadir dalam jamuan makan, maka jagalah perangaimu.
e. Ingat kepada Allah SWT
f. Lupakan budi baikmu kepada orang lain.
g. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
h. Ingat kepada mati.
23. Perkara-perkara yang menjadikan wanita itu durhaka kepada suaminya seperti tersebut di dalam kitab Muhimmah:
a. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya sama ada untuk jimak atau menyentuh mana-mana bahagian tubuhnya.
b. Keluar rumah tanpa izin suami, baik ketika suami ada di rumah atau pun tidak.
c. Keluar rumah karena belajar ilmu yang bukan ilmu Fardhu Ain.
Dibolehkan keluar untuk belajar ilmu Fardhu Ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
d. Enggan berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
e. Mengunci pintu, tidak membiarkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
f. Bermasam muka ketika berhadapan dengan suami.
g. Minta talak.
h. Berpaling atau membelakangi suami ketika bercakap.
i. Menyakiti hati suami baik dengan perkataan atau perbuatan.
j. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
k. Membiarkan orang lain masuk ke dalam rumah sedangkan ia tidak disukai oleh suaminya.
24. Wajib bagi wanita:
a.    Senantiasa malu pada suaminya.
b.    Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan.
c.    Mengikut kata-kata dan suruhannya.
d.    Dengar dan diam ketika suami berkata-kata.
e.    Berdiri menyambut kedatangannya.
f.    Berdiri menghantar kepergiannya.
g.    Hadir bersamanya ketika tiba waktu tidur.
h.    Memakai farfum yang harum untuk suaminya.
i.    Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya.
j.    Berhias ketika suami di rumah dan tinggalkan berhias ketika suami tiada.
k.    Tidak khianat ketika tiada suaminya.
l.    Memuliakan keluarga suaminya.
m.    Memandang pemberian suaminya yang kecil sebagai suatu yang besar dan berharga.
n.    Ketahuilah, surga dan neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya.

Cara-Cara Melayan Suami
Tips Cinta ini telah disampaikan oleh saudari Bee di Forum Tentang Cinta.
Kehadiran suami di rumah merupakan satu rahmat kepada setiap isteri. Hanya isteri-isteri yang mendurhakai suami saja yang menganggap kepulangannya suatu yang dibenci karena dibebani dengan berbagai pekerjaan dan tanggungjawab. Amat malang sekali jika masih banyak isteri-isteri yang masih bersikap demikian. Hilanglah tujuan perkawinan apabila isteri sebagai penenang dan penyeri rumah tangga. Di bawah ini dinyatakan cara-cara berhadapan dengan suami.
1. Sewaktu suami berbicara, hendaklah isteri diam mendengarnya dan jangan suka menyahut atau memotong ucapannya.
2. Bila suami marah hendaklah isteri diam, jangan suka menjawab. Sikap suka menjawab, membantah dan menegakkan kebenaran sendiri akan menambah kemarahan suami. Jangan terkejut jika suami angkat kaki meninggalkan rumah berhari-hari atau tidak tahu bertegur sapa dengan anda sebagai denda atas kedegilan anda sebagai isteri. Sebaliknya, kalau suami kembali ke rumah jangan disambung atau diulang-ulangi cerita lama. Sambutlah suami dengan senyuman kasih sayang dan bersegeralah meminta maaf. Jangan tunggu suami meminta maaf dengan isteri, jatuhlah martabat keegoannya selaku seorang lelaki.
3. Kadang-kadang suami sengaja suka mengusik isterinya. Bila dia menyakiti hati isteri hendaklah banyak bersabar, jangan cepat merajuk. Merajuk adalah sifat orang yang tidak dewasa dan seperti perangai keanak-anakan. Coba kita perhatikan perangai kanak-kanak, mereka akan cepat menjerit bila ada sesuatu yang tidak berkenan, terutama kalau yang menegurnya itu ibunya sendiri. Sengaja dihentak-hentakkan kaki meraung sekuat hati meminta simpati dari ibunya.
4. Bila kuku, misai dan janggutnya panjang hendaklah segera dipotongkan (jika panjang janggutnya lebih dari segenggam). Pilihlah hari-hari yang terbaik yaitu hari Senin, Kamis dan Jum’at.
5. Jika dia berhajat sesuatu hendaklah isteri cepat bertindak. Bangun segera bila disuruh. Jangan melengah-lengahkan kemauannya, supaya tidak menimbulkan kemarahan atau rasa tersinggung di hatinya. Janganlah isteri acuh tak acuh, hatinya akan kecewa dan menandakan isteri sudah tidak taat padanya.
6. Hendaklah memasak mengikut kesukaan suami bukannya ikut selera isteri. Kalau suami suka makan gulai kari atau masak lemak cili api, janganlah kita masak lauk asam pedas atau ikan goreng. Suami akan gembira bila seleranya ditepati. Janganlah pula ikan yang menjadi mangsa, diketuk lengkang-lengkung hingga hancur kerana meradangkan sikap suami yang mahu lauk tersebut dimasak mengikut seleranya sedangkan isteri tidak menggemarinya.
7. Apabila pakaian suami robek atau lepas kancingnya, hendaklah segera dijahit. Jahitlah dengan sebaik yang anda bias, supaya pakaian itu kelihatan kemas dan cantik. Jangan dibuat sambil lalu karena jahitan tersebut akan melambangkan peribadi isteri baik ikhlas atau terpaksa. Semua suami akan merasa bangga jika pakaiannya dijahit sendiri oleh jari-jemari halus isterinya, sekurang-kurangnya dapat menampung ekonomi rumahtangga.
8. Sediakan selalu barang-barang keperluan di dalam saku baju dan tas suami yaitu sikat, celak, cermin kecil, minyak wangi dan kayu siwak. Jangan menjadi kesalahan seandainya suami menolak segala persediaan tersebut tetapi sekurang-kurangnya sediakanlah minyak wangi dan kayu siwak.
9. Bila bertembung kehendak suami dan anak-anak, dahulukanlah kehendak suami, begitu juga dengan kehendak ibu ayah. Sekiranya suami ingin dilayan hendaklah ditaati meskipun isteri berada di dalam keadaan letih. Melayani suami merupakan satu pahala besar keatas setiap isteri kecualilah jika suami kita meredhainya.
10. Apabila menggunakan harta suami ataupun duit yang hendak kita hadiahkan kepada ibu bapa maka mintalah izin darinya terlebih dahulu. Jangan beri dahulu kemudian baharu diberitahu kepadanya. Siapa tahu mungkin wang itu amat diperlukan sedangkan isteri sewenang-wenangnya telah menghadiahkan kepada orang lain, suami dapat pahala sedangkan isteri tidak dapat apa-apa. Sebenarnya meminta izin itu ialah sebelum melakukan sesuatu tindakan bukannya setelah perkara itu berlaku diberitahu. Ini silap sebenarnya tapi kes-kes seperti inilah yang sering berlaku di kalangan para isteri.
11. Sentiasa berada di dalam keadaan bersih dan kemas ketika suami berada di rumah. Isteri hendaklah berada di dalam keadaan berwangi-wangian supaya hatinya senang untuk bersenda gurau dengan isterinya.Ketahuilah bahawa bersenda gurau antara suami isteri juga merupakan salah satu ibadah yang diredhai oleh Allah swt.
12. Air minum suami hendaklah sentiasa disiapkan jangan sampai dia minta biarpun sekadar air masak sejuk. Sebaik-baiknya sediakanlah minuman panas seperti kopi, teh atau susu. Air panas elok disimpan di dalam termos supaya memudah dan menjimatkan masa kita. Kalau boleh sediakan kuih-kuih ringan seperti karipap, cucur, bubur, apam ataupun biskut kering. Hal ini juga dapat mengelak anak-anak dari membeli makanan ringan di kedai yang tidak mengandungi zat di samping tidak terjamin kebersihannya.
Akhir kata hendaklah isteri sentiasa menghormati dan memuliakan keluarga suami. Bersikap ramah-tamahlah dengan keluarganya dan bersabarlah di atas segala tindakan mereka jika ada yang bertentangan dengan syariat. Di sinilah peranan isteri untuk berdakwah kepada mereka tetapi biarlah berhikmah dan kena caranya agar setiap tindak-tanduk kita dikasihi dan dihargai oleh mereka seterusnya menjadi menantu atau ipar yang dicontohi akhlak, peribadi dan ibadahnya

Wanita2 Yang menyebabkan Rasulullah Menangis

Diriwayatkan, Imam Ali berkata,: Suatu hari, aku dan Fatimah melihat Nabi sedang menangis tersedu-sedu. Lalu kami bertanya:"Ya Rasulullah, apa yang membuat engkau menangis seperti ini?"
Rasulullah menjawab: "Di malam Mi'raj, aku melihat sekelompok wanita dari umatku dalam keadaan tersiksa dengan siksaan yang pedih, hingga membuatku menangis”.
Saya melihat perempuan dalam keadaan rambutnya tergantung dan otaknya mendidih. Ada perempuan yang lidahnya terjulur dan disiram dengan air neraka yang panas. Dan sebagian lagi memakan dagingya sendiri, di bawah badan mereka ada api yang menyala, dan sebagian lagi kaki dan tangan dalam keadaan terikat, sedangkan ular dan kalajengking mengelilinginya, Wanita yang lainnya dalam keadaan tuli dan bisu dan dia ditaruh dalam peti yang penuh dengan api yang menyala. Otaknya keluar dari hidungnya dan badannya robek-robek sampai terpisah dari tulangnya.Dan banyak lagi siksaan-siksaan yang aku lihat di sana."
Lalu Fatimah bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa mereka disiksa oleh Allah SWT sedangkan mereka adalah wanita-wanita yang beriman".
Rasulullah menjawab: "Wahai anakku,
-    wanita yang digantung rambutnya, adalah wanita yang tidak memakai hijab / Jilbab,
-    wanita yang lidahnya terjulur adalah wanita yang menyakiti suaminya,
-    wanita yang susunya di gantung adalah wanita yang tidak mau tidur dengan suaminya,
-    wanita yang kakinya di gantung adalah wanita yang keluar dari rumah tampa seizin suaminya,
-    wanita yang memakan dagingnya sendiri adalah wanita yang merias dirinya untuk orang lain,
-    wanita yang kakinya diikat dan di kelilingi ular dan kalajengking adalah wanita yang sholat dengan pakaian najis serta tidak mandi setelah haid atau bersenggama,
- wanita yang tuli dan bisu adalah wanita yang berbuat zina dan anak-anaknya di serahkan pada suaminya,
-    wanita yang menggunting badannya sendiri adalah wanita yang membanggakan diri sendiri pada orang lain,
-    wanita yang badannya dan mukanya terbakar dan dia memakan ususnya serta semua isi perutnya adalah wanita yang menyuruh orang lain berbuat zina,
-    wanita yang kepalanya kepala babi dan badannya badan keledai adalah wanita yang suka berbohong dan mengadu domba, dan
-    wanita yang bermuka anjing dan api masuk dari belakang dan keluar dari mulutnya adalah wanita yang suka bernyanyi".

Suatu hari Aisyah datang menghadap Nabi dan bertanya: "Ya rasulullah, siapa yang paling berhak terhadap seorang perempuan?"
Nabi menjawab: "Suaminya", Aisyah bertanya: "Siapa yang paling berhak terhadap seorang laki-laki?" Nabi menjawab: "Ibunya".

Dalam suatu riwayat, Muadz bin Jabal datang dari Syam, lalu dia sujud di hadapan Rasulullah. Rasulullah bertanya: "Apa yang sedang kamu lakukan?". Muadz menjawab: "Ini adalah adat kami, apabila seorang pemimpin datang, kami harus bersujud kepada pemimpin tersebut, dan akupun ingin bersujud padamu ya Rasulullah". Lalu Rasulullah bersabda: "Janganlah kalian bersujud terhadap sesama manusia. Dan seandainya sujud terhadap manusia itu diperbolehkan, maka aku akan memerintahkan perempuan untuk sujud pada suaminya. Dan aku bersumpah atas nama Allah, tidak ada perempuan yang mengerjakan hak Allah kecuali dia mengerjakan hak-hak suaminya".

Rabu, 09 Januari 2013

Khutbah Jum'at 10

Tahun Baru
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله فارج الكربات ومجيب الدعوات، ومضاعف الحسنات وغافر الخطايا والزلات، ومحيل الشدائد والمكروهات، أحمده حمدا وأشكره على ما أولاه من الإحسان والكرامات. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شـريك له فى ربوبيته وإلهيته وكذلك الأسْماء له والصفات، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد السادات. اللهم صل وسلم علىحبيبك ورسولك محمد وعلى آله وصحبه أولي الفضائل والكرامات صلاة وسلاما دائمين متعاقبين بتعاقب الأوقات. أما بعد: فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون.
قال الله عز وجل : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ. وقال أيضا :  وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ. صدق الله العظيم.

Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah.
Marilah kita bersama-sama berupaya meningkatkan iman, Islam dan taqwa kita kepada Allah SWT. Yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, baik ibadah wajib maupun sunnah, dan dengan berupaya semaksimal mungkin untuk menjauhi larangan-larangan Allah.
Sejak kemarin lusa, kita telah memasuki tahun baru, yakni tahun 2013. Ini berarti umur kita semakin bertambah, dan otomatis ajal kita makin dekat. Seharusnya, datangnya tahun baru itu disikapi dengan positif, dengan amal shaleh, perbuatan yang bermanfaat, muhasabah (introspeksi diri), apa saja yang telah kita lakukan selama tahun 2012? Lebih banyak manakah, antara amal baik dan amal buruk? Kalau amal baik yang lebih banyak, kita harus bersyukur dan berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya di masa-masa mendatang. Jika amal jeleknya yang dominan, kita harus banyak-banyak beristighfar, mohon ampun kepada Allah SWT, dan selanjutnya berusaha memperbaikinya.
Namun apa yang terjadi, apa yang kita saksikan, dan apa yang dilakukan oleh umat Islam di tahun baru ? Kebanyakan masyarakat, baik masyarakat domestik, maupun internasional, termasuk umat Islam, menyongsong datangnya tahun baru dengan kegiatan negatif; dengan bersenang-senang, berjoget, berfoya-foya, naik kendaraan bermotor keliling kota, singkatnya membuang waktu, tenaga dan biaya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, kecuali hanya untuk memuaskan hawa nafsu dan mengikuti bisikan syaithan belaka.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah
Kemaksiatan dan kemunkaran juga kita saksikan setiap saat dan di berbagai tempat. Tempat-tempat pelacuran begitu aman dan nyaman, minuman keras dijual bebas, kejahatan selalu bermunculan, nyawa manusia tak berharga, korupsi sudah menjadi urat nadi, sulit untuk dibasmi. Tidakkah kita malu, bangsa Indonesia yang jumlahnya 200 juta lebih, mayoritas beragama Islam, terkenal sebagai Negara korup.
Kenapa kejahatan dan kemaksiatan ini tak bisa dikurangi, bahkan semakin menjadi-jadi? Seakan kita tidak percaya, bahwa kita suatu saat akan dipanggil Allah, atau seakan-akan kita sudah merasa cukup bekal untuk menghadap-Nya. Ingatlah bahwa kita hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah, untuk mengumpulkan bekal dan menanam modal, kita sendiri yang akan merasakan buahnya di akhirat kelak. Ingatlah selalu firman Allah SWT :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasuk-kan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imran : 185)
Dari Qais bin ‘Ashim ra, ia berkata: Ya Rasulallah, berilah kami pelajaran yang bermanfaat bagi kami! Lalu beliau bersabda: Ya Qais, sesungguhnya setelah kemuliaan ada kehinaan, setelah kehidupan ada kematian, setelah dunia ada akhirat, segala sesuatu akan diperhitungkan, dan pada semua hal ada yang mengawasi, setiap kebaikan akan diberi pahala, setiap kejelekan akan disiksa, setiap yang bernyawa ada ajal, ada seorang teman yang akan dikuburkan bersamamu dan ia akan selalu hidup, kamu akan dikuburkan bersamanya, jika ia baik ia akan memuliakanmu, dan jika ia bagus ia akan menyelamatkanmu. Tidaklah kamu dikumpulkan di padang mahsyar, melainkan ia akan selalu setia bersamamu, tidaklah engkau dibangkitkan melainkan bersamanya, tidaklah engkau ditanya melainkan tentang dia, maka janganlah engkau jadikan ia melainkan keshalehan, karena jika ia shaleh kamu akan senang dengannya dan sebaliknya, jika ia keji maka kamu akan jijik dengannya. Dia adalah amalmu.”
Hadhirin, jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah
Kita hidup di dunia ini hanya sementara. Dunia hanyalah perantara menuju akhirat, kehidupan nan kekal abadi. Di sana hanya ada dua pilihan, ni’mat atau siksa, selamat atau sengsara, surga atau neraka. Kita mesti memilih satu di antar dua, dan pilihan itu harus kita lakukan sekarang, di dunia ini, sebelum kita dipanggil Allah. Islam tidak melarang umatnya menjadi pejabat, tapi ingatlah bahwa jabatan itu amanat, jangan disalahgunakan. Islam tidak melarang seseorang menjadi pengusaha atau konlomerat, tetapi ingatlah kewajiban zakat, infaq dan shadaqah. Kalau tidak, kelak harta itu akan dipanaskan di neraka, lalu digunakan untuk menyeterika pemiliknya. Atau menjadi ular besar yang akan menyiksanya di dalam neraka. Demikian ditegaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya.
Jadi, ukuran keberhasilan atau kesuksesan seseorang tidak cukup hanya diukur dari segi materi saja. Alhamdu lillah saya sudah berhasil, sudah punya rumah mewah, punya mobil, menjadi pejabat atau pegawai dst. Itu bukan ukuran keberhasilan. Tetapi keberhasilan menurut Islam adalah; apabila seseorang mampu membuat keseimbangan antara dunia dan akhirat. Kebutuhan duniawinya terpenuhi, dan ibadahnya pun dilaksanakan dengan baik. Kalau dia miskin bersabar, kalau kaya bersyukur. Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW :
ليس بخيركم من ترك دنياه لآخرته، ولا آخرته لدنياه، حتى يصيبهما جميعا، فإن الدنيا بلاغ إلى الآخرة، ولا تكونوا كلا على الناس
Bukanlahlah yang terbaik di antara kamu, orang yang meninggalkan urusan dunia karena mementingkan urusan akhirat, bukan pula orang yang terbaik di antara kamu, orang yang meninggalkan urusan akhirat karena mementingkan urusan dunia, sehingga ia memperoleh keduanya. Karena sesungguhnya dunia ini jembatan menuju akhirat, Dan janganlah kamu menjadi beban bagi orang lain. (H.R. Ibnu ‘Asakir).
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah.
Lewat mimbar ini saya berpesan kepada diri saya sendiri khususnya, dan juga kepada saudara-saudaraku kaum muslimin, agar kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. dan berpegang teguh kepada ajaran agama Islam. Jika menjadi pemimpin jadilah pemimpin yang adil, merakyat, memberi contoh yang baik bagi masyarakat, jika menjadi penegak hukum, jadilah penegak hukum yang sesungguhnya, bukan sekadar istilahnya saja sebagai penegak hukum, tapi benar-benar berupaya menegakkan supremasi hukum terhadap siapapun tanpa pandang bulu. Yang benar harus dibela, yang salah harus dihukum sesuai aturan yang berlaku. Jika menjadi pejabat, jadilah pejabat yang baik, bekerja untuk kepentingan masyarakat, hindari korupsi, manipulasi, baik korupsi uang maupun korupsi waktu. Tegakkan kedisiplinan dalam bekerja. Jika menjadi rakyat, jadilah rakyat yang taat kepada pepimpin, apabila pemimpin itu taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apabila para pemimpin dan yang dipimpin sama-sama memiliki iman yang mantap, bertaqwa kepada Allah dan berhias diri dengan akhlak mulia, kejahatan dan kemaksiatan diminimalkan, perjudian dan minuman keras diberantas, maka Pati akan menjadi daerah yang subur dan penuh berkah. Itulah janji Allah dalam surat Al A’raf : 94 :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendusta-kan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم. واستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Jum'at 09

Ziarah Kubur
اَلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَمَ بِالمَوْتِ مَشِيْدَ اْلأَعْمَارِ، وَحَكَمَ بِالْفَنَاءِ عَلَى أَهْلِ هَذِهِ الدَّارِ، وَأَجْرَى عَلَيْهِمْ أَمْرَاضًا تُزْعِجُهُمْ عَنِ الْقَـرَارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَحَلاَوَةُ مَحَامِدِهِ تَزْدَادُ بِالتَّكْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ وَفَضْلُهُ عَلَى شَاكِرِهِ مِدْرَارٌ.  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، اَلْعَظِيْمُ الْقَادِرُ الْقَهَّارُ، شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ تَذْهَلُ فِيْهِ الْعُقُوْلُ وَتَشْخَصُ اْلأَبْصَارُ،  وَأُؤَمِّلُ بِهَا مِنْ كَرَمِهِ جَنَّاتٍ تجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ، وَأشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارُ، قَدْ قَرَّرَ قَوَاعِدَ اْلإِسْلاَمِ وَأَشَادَ الْمَنَارَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابِهِ الْبَرَرَةِ اْلأَطْهَارِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ : أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحِيْمِ،  وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُوْنِ يَا أُولي اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ  يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَاقَدَّمَتْ لِغَدٍ، وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بمَا تَعْمَلُوْنَ
Ma’syirol muslimin, jama’ah Jum’ah rahimakumullah.
Sebagai orang mu’min, tentunya kita menyadari, percaya dan meyakini bahwa di dunia ini tiada sesuatu yang kekal, termasuk kita semua. Suatu saat nanti kita pasti akan dipanggil oleh Allah . Dan tiada seorang pun tahu, kapan ajalnya tiba? Mungkin beberapa menit lagi, mungkin nanti sore, besok, lusa, pekan depan, sebulan lagi, atau masih beberapa tahun lagi.
Rasulullah  berpesan kepada kita, agar kita senantiasa memperbanyak meng-ingat kematian dan mengingat masa hidup sesudah mati, yakni kehidupan akhirat. Karena dengan mengingatnya, hati kita bisa menjadi lunak, dan kita dapat mengenda-likan diri dari perbuatan yang melanggar syari’at, jika hal itu dibarengi dengan iman yang mantap.
Rasulullah  bersabda:     أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتِ
Perbanyaklah olehmu akan mengingat pembinasa keni’matan, yaitu mati. (HR. At Tirmidzy, An Nasa-iy dan Ibnu Majah).

Hikmah dan Tujuan Ziarah Kubur
Ma’syirol muslimin, a’azzakumullah.
Di antara cara yang diajarkan oleh beliau untuk mengingat akhirat adalah ziarah kubur. Bagi seorang mu’min, hendaknya ziarah kubur itu dapat membangkitkan semangat ibadah dan dapat menghindarkan kita dari cinta dunia, sebagaimana hikmah ziarah kubur yang tersurat dalam sabda Rasululah  :
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ، فَزُوْرُوا الْقُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ
Aku pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang, berziarah kuburlah. Sebab ziarah kubur itu dapat menzuhudkan terhadap dunia dan mengingatkan kepada akhirat.  (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud).
Zuhud artinya tidak cinta dunia. Bukan berarti umat Islam tidak boleh kaya. Boleh saja kita kaya, akan tetapi kita tidak boleh lupa bahwa harta adalah amanat Allah, dan kelak akan diminta pertanggung-jawabannya, sehingga kita tidak kikir dan tidak eman-eman mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki, untuk zakat, infaq, shadaqah dan membantu kaum dhu’afa.
Jadi, tujuan utama ziarah kubur, menurut tuntunan Islam adalah untuk mendo’akan orang yang telah meninggal dan supaya seorang muslim tidak cinta dan gandrung terhadap harta dunia dan yang kedua agar ia senantiasa ingat bahwa kelak akan kem-bali kepada Allah dan akan menerima balasan sesuai amal perbuatannya di dunia.

Adab Ziarah Kubur
Untuk itu, Islam mengajarkan akhlak dan tatacara berziarah kubur. Ketika memasuki lokasi pemakaman, hendaknya kita mengucapkan salam
السلام عليكم يا أهل ديار قوم مؤمنين وإنا إن شاء الله بكم لاحقون
Selamat dan sejahtera semoga senantiasa menyertai kalian, wahai penduduk kampung orang-orang mu’min. Insya Allah kami kelak akan menyusul kalian.
Dan selama di kuburan, hendaknya kita merasa takut kepada Allah, karena yakin bahwa kita pasti akan seperti para penghuni kubur itu, dan berdo’a agar kelak Allah mematikan kita dalam keadaan khusnul khotimah.

Kesalasahan-kesalahan di lingkungan kubur
Ma’syirol muslimin, atsabakumullah.
Sekarang ini terjadi fenomena yang sangat ironis dan menyedihkan, terutama di kota-kota, bahwa telah terjadi kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin di lokasi pemakaman. Di antara kemungkaran-kemungkaran itu adalah :
1.    Tertawa dan bercanda
Pada waktu pemakaman, bahkan proses pemakaman sedang berlangsung, bebe-rapa orang yang membantu pemakaman, tertawa terbahak-bahak, berteriak-teriak dan bercanda. Terkadang candanya keterlaluan, mereka yang suka membeli nomer / togel, tanpa malu kepada Allah dan tanpa rasa malu kepada sesama pengantar jenazah, mereka membicarakan nomer di sisi jenazah. Na’udzu billah tsumma na’udzu billah. Padahal jenazah itu sedang menghadapi masa-masa yang menegangkan, karena beberapa saat lagi dia akan menerima ujian dari malaikat munkar dan nakir. Mestinya kita mendo’akan kepada si mayit, agar dia diberi keteguhan iman, sebagaimana dicontohkan Rasulullah  jika jenazah telah dikuburkan, beliau berdiri di dekat kubur tersebut dan bersabda :
استغفروا لأخيكم واسألوا له التثبيت، فإنه الآن يسأل
Mintalah ampunan bagi saudaramu dan mohonkanlah baginya keteguhan, karena sekarang ini dia akan ditanya. (H.R. Abu Dawud).
2.    Duduk-duduk di atas kubur
Ketahuilah bahwa duduk di atas kuburan, yakni duduk di atas nisan (pathok) atau kijing hukumnya haram, Rasulullah  bersabda :
لأن يجلس أحدكم على جمرة فتَحرِق ثيابه فتَخلُص إلى جلده خير له من أن يجلس على قبر
Sungguh apabila seseorang di antara kalian duduk di atas bara api yang membakar pakaiannya hingga tembus dan membakar kulitnya, hal itu lebih baik baginya daripada dia duduk di atas kubur. (H.R. Muslim dan lainnya).
3.    Menginjak kubur
4.    Mengapur kubur
5.    Membuat tulisan di kuburan
Ketiga larangan itu terangkum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah disebutkan:
نهى رسول الله أن تجصص القبور وأن يكتب عليه وأن توطأ
Rasulullah melarang mengkapur kuburan, melarang menulis sesuatu di atas kubur dan melarang menginjaknya. (H.R. Tirmidzi).
Hadits di atas  bukan hanya melarang menginjak kuburan saja, tapi juga melarang kita mengapur atau mengecat dan membuat tulisan di kuburan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.










Khutbah kedua
اَلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِلإِسْلاَمِ، وَوَفَّقَنَا بِاتِّبَاعِ هَدْيِ الرَّسُوْلِ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَفِيْعُ اْلأَنَامِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَالتَّابِعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَأَطِيْعُوْهُ، فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ مِفْتَاحُ كُلِّ خَيْرٍ، ومَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
قا ل الله تعالى وهو أصدق القائلين : أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، كل نفس ذائقة الموت، وإنما توفون أجوركم يوم القيامة، فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز، وما الحيوة الدنيا إلامتاع الغرور. وقال عز وجل : إن الله وملا ئكته يصلون على النبي، يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُوْنَ، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ.
اللهم اغفر لنا ولوالدينا ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات، يا رب العالمين
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا وَالزِّنَا، وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا وَعَنْ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَايَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّـغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا يُهَوِّنُ عَلَيْنَا مُصِيْبَاتِ الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَلاَ تَجْعَلْ فيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ، وَلاَ تَنْقُصُوا اْلأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا، وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلاً، إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ تَعَالَى يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نَعْمَائِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ، وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.

Khutbah Jum'at 08

Meningkatkan Kualitas IMTAQ
الحمد لله الذي أرسل محمدا بالحق بشيرا ونذيرا، وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا، واختاره من جميع خلقه صغيرا وكبيرا، أحمده سبحانه إذ هدانا للإسلام كَرَماً منه وإحسانا ولم يزل سبحانه بالإحسان جديرا، وأشكره إذ أسبل علينا من سحائب كرمه وابلا غزيرا. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة من نزه مولاه عن الشرك به وكبره تكبيرا، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أرسله يكسر أصناما ويهدم أوثانا ويمحو شركا مخذولا حقيرا. اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد نالذي أوضح منهج الحق حتى أضحى مشرقا منيرا، وعلى آله وأصحابه ومن كان له على الحق ظهيرا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ، وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وقال تعالى : اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. وقال أيضا : وَأَقِيمُوا الصَّلوةَ وَأتُوا الزَّكوةَ وَمَاتُقَدِّمُوا لأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللهِ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ .
Ma’asyirol muslimin, sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah.
Marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah  dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Karena taqwa merupakan ukuran kemuliaan manusia di sisi Allah. Sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al Hujurat : 13).
Untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa, hendaknya kita memperbanyak amal shaleh. Janganlah kita melemahkan iman kita dengan dosa dan maksiat kepada Allah. Shalat adalah amal ibadah yang memiliki  kedudukan sangat penting dalam Islam. Apabila shalat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka seseorang akan menjadi hamba Allah yang shaleh, terjaga dari kebiasaan buruk. Firman Allah:
وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. (Al Ankabut : 45)
Imam Ash Showi dalam syarah tafsir jalalain menjelaskan :
Kalimat “Dirikanlah shalat” yakni senantiasalah kamu mendirikan sholah, dengan semenuhi rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan adab-adabnya. Artinya, bahwa shalat yang dikerjakan dengan sempurna, akan menjadi sebab seseorang merasa ringan untuk berbuat baik dan dilindungi oleh Allah dari perbuatan maksiat.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah.
Lebih baik lagi tentunya, apabila shalat lima waktu bisa dilaksanakan dengan berja-ma’ah di masjid atau mushalla. Karena shalat berjama’ah mengandung hikmah yang besar, diantaranya: shalat jama’ah menumbuhkan jiwa semangat kebersamaan, mempererat tali persaudaraan (ukhuwah islamiyyah) antar tetangga, dengan shalat jama’ah antar tetangga bisa saling bertemu, bersalaman, tanpa ada batas antara yang kaya dan miskin, antara pejabat dan rakyat biasa. Yang lebih penting lagi, bahwa shalt jama’ah pahalanya lebih besar 27 kali dibandingkan shalat sendirian. Tidak benar jika ada yang berpendapat, bahwa shalat jama’ah bisa dilaksanakan di rumah bersama keluarga. Karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan demikian. Justru beliau sangat menganjurkan agar kaum laki-laki berjama’ah di masjid atau mushalla, terutama bagi orang yang rumahnya dekat dari masjid atau mushalla. Sehingga ditegaskan dalam hadits :
لا صلاة لجار المسجد إلا في المسجد (رواه الدارقطني)
“Tidak sempurna shalatnya tetangga masjid, kecuali di masjid”.
Anjuran untuk shalat jama’ah ini bersifat umum. Kiyai, santri, orang pintar, orang awam, pejabat, pegawai, petani dan seterusnya. Baik dia menjadi imam maupun menjadi makmum. Karena di zaman sekarang ini ada saja orang yang tidak mau jama’ah di masjid atau mushalla, kalau dia tidak menjadi imam. Ini bukan akhlak Islam, bukan tradisi santri.
Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah.
Ada pula ibadah yang kurang mendapat perhatian dari kaum muslimin, yakni zakat, infaq dan shadaqah. Zakat merupakan ibadah wajib khusus bagi orang-orang tertentu, seperti petani, pedagang, pengusaha dan sebagainya. Orang yang telah berpredikat wajib zakat, kalau tidak menunaikan zakatnya, maka ancamannya
sangat mengerikan. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah  bersabda :
من آتاه الله مالا فلم يؤد زكاته، مثل له يوم القيامة شجاعا أقرع، له زبيبتان يطوقه يوم القيامة، ثم يأخذ بلهزمتيه، ثم يقول : أنا كنْزك، أنا مالك
“Barangsiapa diberi harta oleh Allah, lalu dia tidak mengeluarkan zakatnya, maka hartanya itu akan diubah bentuk seperti ular yang sangat besar, memiliki dua bisa yang akan dikalungkan kepadanya di hari kiamat, lalu ular itu menggigit kedua rahangnya, kemudian berkata: Aku adalah timbunanmu, Aku adalah hartamu”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Adapun infaq dan shadaqah, hanya sunnah yang sangat dianjurkan. Untuk itu, hen-daknya kita melaksanakannya sesuai kemampuan masing-masing. Jangan takut miskin atau kelaparan karena sering bershadaqah. Karena Rasulullah  menjamin
ما نقص مال من صدقة، بل يزداد، بل يزداد، بل يزداد.
(Sebenarnya) tidak berkurang harta karena untuk shadaqah, (justru bertambah x3).
Beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu yang mulia, yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam, yakni bulan suci Ramadhan. Lewat mimbar ini saya berpesan, janganlah kita sia-siakan kesempatan memperoleh pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan. Yang diberi amanat kekayaan, jangan enggan mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah. Jika anda sudah terbiasa berinfaq dan bershadaqah, tingkatkanlah amal mulia itu selama bulan Ramadhan.
Sementara, bagi kaum dhu’afa yang tidak mampu berinfaq dan bershadaqah, Islam memberikan jalan mengejar pahala shadaqah, sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa tiap-tiap persendian (ros-rosan) jari tangan adalah shadaqah (ketika kita membaca tasbih, tahmid, takbir), memban-tu seseorang mengangkatkan bawaannya adalah shadaqah. Berbicara yang baik dan sopan juga shadaqah, tiap-tiap langkah untuk shalat jama’ah masjid atau mushalla adalah shadaqah. Menyingkirkan gangguan dari jalan, seperti duri, batu, kayu, paku dll adalah shadaqah.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah.
Untuk meningkatkan kualitas iman, tholabul ilmu (menuntut ilmu) juga perlu. Hadir di tempat-tempat pengajian. Pengajian yang dapat menambah keimanan dan pemahaman tentang tata cara beribadah, bukan pengajian yang banyak tertawa. Justru pengajian yang model begitu akan membuat hati kita keras dan gelap/peteng Siapa pun yang mengaji, asal yang disampaikan baik, haq dan bermanfaat, kita hendaknya bisa menerimanya. Karena prinsipnya dalam Islam,
خذ الحكمة ولو من فم الكلب
Ambillah hikmah (ilmu) meskipun keluarnya dari mulut anjing.
Kita tidak boleh meremehkan orang lain. Bisa jadi orang yang kita remehkan lebih baik, lebih pintar dan lebih mulia di sisi Allah. Imam Ibnu Abi Ghassan mengatakan :
لا تزال عالما ما كنت متعلما، فإذا استغنيت كنت جاهلا
Anda adalah orang alim (pintar) selama anda masih mau belajar. Apabila anda sudah merasa cukup, merasa pintar, maka sebenarnya anda orang bodoh.
Jadi, semakin tinggi ilmu seseorang, dia akan semakin merasa bodoh dan selalu ingin belajar dan belajar terus, tidak sombong dan tidak merasa sudah atau paling pandai.
Yang tidak kalah pentingnya untuk kita pwerhatikan adalah menjaga lisan dan mempergunakannya untuk hal-hal yang positif. Untukmembaca Al Qur’an, berdzikir, berbicara jujur, bertutur kata yang baik dan sopan dsb. Sebab, lisan bisa membawa kebahagiaan maupun kehancuran. Seseorang bisa terjungkal ke dalam neraka akibat lisan yang tidak dikendalikannya. Rasulullah  bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً، يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ 
Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan perkataan yang diridhoi Allah, dimana ia tidak menyadarinya, Allah mengangkatnya beberaja derajat (di surga) karena perkataan itu. Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan perkataan yang dimurkai Allah, dimana ia tidak menyadarinya, karenanya dia jatuh ke dalam neraka Jahannam.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بالآيات والذكر الحكيم، إنه تعالى جواد كريم، ملك برّ رءوف رحيم

Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الهادي إلى رضوانه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا محَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وأعوانه. أَمَّا بَعْدُ فيا أيها الناس اتقوا الله تعالى وأطيعوه، فإن طاعته أقوم وأقوى، وتزودوا فإن خير الزاد التقوى، واحذروا أسباب سخط الجبار فإن أجسامكم على النار لا تقوى اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُوْنَ، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ.
اَللّهُـمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمّرْ أَعْدَاءكَ أَعْدَاءَ الدّيْنِ، وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السُّوْءِ عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.  اللّهُمَّ فَرّقْ جَمْعَهُمْ، وَشَتّتْ شَمْلَهُمْ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ، وَاضْرِبْ مَكَائِدَهُمْ عَلَى وُجُوْهِهِمْ، إِنَّكَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ عَذّبِ الْكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءكَ. اَللّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ عَلى عَدُوّكَ وَعَدُوّهِمْ، وَاجْعَلْ بَلْدَتَنَا آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَبَارِكْ لأَهْلِهَا. اَللّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي كل مكان. اَللّهُمَّ دَمّرِ الْجُيُوْشَ اْلأَمْرِيْكِيّيْنَ وَالْبِرِطَانِيّيْنَ وَالْيَهُوْدَ وَجَمِيْعَ حُلَفَائِهِمُ الْكَافِرِيْنَ الْمُحْتَلّيْنَ. اَللّهُمَّ أَهْلِكْ حُكُوْمَتَهُمْ وَقُوَّاتِهِمْ أَمَامَ عُيُوْنِ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرّبَا وَالزّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً، وَسَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ، وَلاَ تَنْقُضُوا اْلأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا، وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلاً، إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Khutbah Jum'at 07

Mulia Karena Lisan yang Terjaga
إِنَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin Sidang Jum’at yang Terhormat..
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah. Karena ukuran kemuliaan manusia di sisi Allah adalah iman dan taqwanya. Sesungguhnya lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang amat besar dan salah satu ciptaan Allah yang menakjubkan. Bentuknya kecil, namun perannya besar dalam ketaatan dan kemaksiatan. Bahkan kekufuran dan keimanan tidak bisa diketahui dengan jelas kecuali dengan persaksian lisan, padahal keduanya merupakan puncak dari ketaatan dan kemaksiatan.
Allah Ta’ala berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18).
Hadirin jama’ah Jum’at yang Terhormat
Lisan merupakan salah satu ayat-ayat Allah. Dia berfirman,
وَلِسَاناً وَشَفَتَيْنِ وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
“Lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (Al-Balad: 9-10).
Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus. Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ اْلأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُوْلُ: اِتَّقِ اللهَ فِيْنَا، فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا، وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اِعْوَجَجْنَا.
“Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok’.” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).
Seorang manusia bisa masuk surga disebabkan lisannya. Apabila benar lisannya, maka dia akan mendapatkan pahala, dan sebaliknya bila salah maka dia mendapatkan dosa. Lisan manusia bisa mewujudkan dzikir, tasbih, tahlil, membaca al-Qur`an, atau amar ma’ruf nahi munkar, berbuat baik kepada manusia, dan mengajak mereka kepada kebaikan.
Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadhush Shalihin berkata, “Ketahuilah bahwa setiap mukallaf harus menjaga lisannya dari semua perkataan, kecuali perkataan yang jelas2 membawa maslahat.

Hadirin jama’ah Jum’at yang Terhormat
Bicara yang baik merupakan indikator keimanan seseorang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Imam asy-Syafi’i berkata, “Apabila seseorang ingin berbicara, maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, apabila telah jelas maslahatnya, maka dia berbicara, dan apabila ragu-ragu, maka dia tidak berbicara sampai jelas maslahatnya.”
Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
مَنْ يَضْمَنُ لِيْ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنُ لَهُ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa yang memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) yang berada di antara dua tulang rahangnya (yakni lisannya), dan yang berada di antara kedua kakinya (yakni kemaluan), niscaya aku menjamin surga baginya.” (HR. al-Bukhari).

Hadirin jama’ah Jum’at yang Terhormat
Apabila Hari Kiamat tiba, maka perkataan dan perbuatan seorang hamba telah dihitung, tiba-tiba salah seorang hamba mengingkari hal itu seraya berkata, “Wahai Rabb, saya tidak melakukan ini, saya tidak mengatakan ini.” Maka malaikat yang menyaksikan hal itu berkata, “Aku tidak menerima seseorang menjadi saksi selain diriku sendiri.” Lalu Allah menutup mulutnya, dan semua anggota tubuhnya bersaksi dan memberikan kesaksian atas perbuatannya. Tangan menuturkan sesuatu yang dia kerjakan, kaki melaporkan perjalanannya, mata memberikan kesaksian yang dia lihat, telinga memberikan kesaksian yang didengarnya, dan kulit memberikan kesaksian yang dirasakannya. Saat itulah sang hamba berduka cita dan terkejut serta berkata kepada anggota tubuhnya, “Celaka dan binasalah kalian, karena kalianlah aku membela diri.” Inilah anggota-anggota tubuh yang tidak lain adalah anggota tubuhmu, akan memberikan kesaksian atas kesalahanmu di Hari Kiamat. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَاءُ اللهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ. حَتَّى إِذَا مَا جَاؤُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ. وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنطَقَنَا اللهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ. وَمَا كُنتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلاَ أَبْصَارُكُمْ وَلاَ جُلُودُكُمْ وَلَكِن ظَنَنتُمْ أَنَّ اللهَ لاَ يَعْلَمُ كَثِيراً مِّمَّا تَعْمَلُونَ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya). Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami.’ Kulit mereka menjawab, ‘Allah yang telah menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan’. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (Fushshilat: 19-22).

Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kata-kata yang manis memang terbukti bisa menghipnotis manusia. Ia bisa menghanyutkan manusia dalam buaiannya. Pendapat ini bertitik tolak pada fitrah manusia yang selalu ingin dihargai atau bahkan dipuji. Tutur kata yang manis, juga bisa memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan munkar.
Sebuah kritikan yang tajam, namun dibungkus dengan tutur kata yang halus lebih bisa diterima oleh orang yang dikritik. Dan sebaliknya, penyampaian dakwah kebenaran secara vulgar dan kasar kepada umat terkadang akan berakibat sebaliknya. Metode tersebut tidak hanya kurang efektif, bahkan bisa memunculkan sikap antipati dari objek dakwah. Allah memberikan dalam kelembutan sesuatu yang tidak diberikanNya dalam kekerasan.
إِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ، وبقوله يهتدي المهتدون، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم "ولئن أذقنا الإنسان منا رحمة ثم نزعناها منه إنه ليؤوس كفور، ولئن أذقناه نعماء بعد ضراء مسته ليقولن ذهب السيئات عني، إنه لفرح فخور".
وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين

Khutbah Jum'at 06

Isro’ Mi’roj
الحمد لله الذي انعم علينا بأنواع النعم التي لا تحصى، والذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى، ليريه من اياته الكبرى، احمده حمد من يعلم انه لم يزل ولا يزال بجميع المحامد جديرا، وأستعينه استعانة من لا يملك لنفسه نفعا ولا ضرا. واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واكبره تكبيرا. واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث بشيرا ونذيرا. فابى اكثره الناس الا كفورا. اللهم صل على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه الذين اذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا، وسلم تسليما كثيرا. اما بعد:
فيا أيها الحاضرون المعتكفون، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن وانتم مسلمون. واعلموا ان في شهركم هذا امرا عظيما. كما قال تعالى: سبحان الذى اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله من أياتنا. انه هو السميع البصير.
Ma’assirol muslimin sidang jum’ah rohimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa keada Allah Swt., yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Menjalankan perintah Allah baik yang bersifat wajib meupun yang bersifat sunnah. Menjauhi larangan-Nya nbaik yang bersifat haram atau yang makruh merupakan cernim kesempurnaan iman seseorang. Karena iman itu disamping harus tertanam dalam hati, diucapkan dengan lisan juga harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Semoga kita tergolong orang-orang yang selamat dan bahagia hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Hadirin, jamaah Jum’at yang berbahagia.
14 Abad yang lalu, tepatnya tanggal 27 Rojab, 18 bulan sebelum Hijroh. Alloh  memanggil seorang hamba pilihan, menghadap Tuhan yang Maha Tinggi, untuk menerima perintah shalat lima waktu. Hamba pilihan itu, tidak lain adalah uswah kita, teladan kita, Nabi Muhammad . Peristiwa tersebut dikenal dengan ISRO’ MI’ROJ.
Pada tahun itu dikenal tahun duka cita (‘amul huzni), dimana beliau mengalami berbagai cobaan yang cukup berat seperti :
-    Kematian Abu Tholib, paman beliau yang mengasuh sejak kecil dan setelah diangkat menjadi nabi dan rasul pun senantiasa siap membantu dan membela bila terjadi serangan dari kaum kafir.
-    Tak lama kemudian disusul dengan kematian istri beliau, Sayyidatina Khodijah r.a., seorang istri yang baik, orang yang pertama masuk Islam, yang bersedia mengurbankan harta bendanya demi kepentingan Islam dan senantiasa memberi motivasi dan menghibur Rasululah dalam menghadapi liku-liku perjuangan menegakkan agama Allah.
-    Setelah kematian Abu Tholib dan Ibunda Khodijah r.a, Rasulullah hijrah ke Thoif dengan harapan agar mendapat dukungan dari penduduk di sana, karena kebetulan tiga kepala suku Thoif masih ada hubungan kerabat dengan beliau. Akan tetapi harapan itu hampa. Bahkan yang terjadi adalah sebalikna. Beliau diusir dari Thoif, dilempari batu hingga kaki dan kepalanya berlumuran darah.
Untuk itu, Allah menghibur Rasul-Nya dengan peristiwa Isra’ mi’raj, untuk ditunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Peristiwa besar ini diabadikan oleh Allah dalam surat Al Isro’ ayat 1 :
سُبْحَانَ الَّذِيْ اَسْرَى بِعَبْدِه لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَه لِنُرِيَه مِنْ آيَاتِنَا اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Maha Suci Tuhan Yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami tunjukkan kepadanya, sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Isro’ mi’roj merupakan peristiwa besar dalam sejarah, dimana seorang hamba pilihan Allah, dengan kehendak Allah, menempuh perjalanan yang amat jauh dan amat tinggi, dari Masjidil Haram Mekkah, ke Masjidil Aqsha Palestina dengan kendaraan surga yang bernama buroq. Kemudian dari Masjidil Aqsha, beliau naik ke langit pertama sampai ketujuh, bahkan sampai tempat yang sangat tinggi, malaikat Jibril dan Mikail yang ditugaskan mendampingi beliau pun tidak sanggup naik ke sana. Tempat itu disebut Sidratul Muntaha. Perjalanan yang amat sangat jauh dan amat sangat tinggi sekali itu, hanya ditempuh dalam waktu setengah malam saja.
Bagaimana mungkin perjalanan yang begitu jauh dan tinggi, bisa ditempuh dalam waktu yang sangat singkat?  Bagi kita, sebagai orang beriman, perjalanan itu sangat mungkin. Sebab, itu terjadi atas kehendak Allah, bukan semata-mata keinginan Rasulullah  sendiri.

Hadirin Jamaah Jum’ah Rohimakumulloh
Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, Rasulullah  menemui beberapa peristiwa yang aneh, sebagai perumpamaan bagi umat beliau. Diantara peristiwa itu adalah :
Beliau melewati seseorang nenek yang memanggil-manggil beliau. Lalu beliau bertanya kepada malaikat Jibril ; Jibril siapakah nenek itu ?  Jibril menjawab : Itu adalah perumpamaan umur dunia. Pada 14 abad yang lalu, umur dunia ini sudah tua seperti nenek-nenek, berarti sekarang ini umur dunia sudah sangat tua, kiamat sudah dekat, kehancuran alam semesta sudah di depan mata.
Beliau juga melihat seseorang yang sedang makan daging mentah dan busuk, padahal di hadapannya ada daging masak dan sedap baunya. Itu adalah perumpamaan orang yang sudah mempunyai istri atau suami, tapi dia masih mencari pasangan yang haram di luar rumah. 
Beliau juga melihat beberapa orang yang sedang menuai atau memanen padi. Setiap selesai dipanen, padi itu tumbuh lagi, lalu dipanen lagi dan tumbuh lagi. Begitu seterusnya. Melihat peristiwa yang aneh itu, Rasulullah bertanya; wahai Jibril siapa mereka itu ? Jibril menjawab : Itu adalah perumpamaan umatmu yang infaq di jalan Alloh. Hal itu juga digambarkan oleh Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 261 :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Ada pula kejadian aneh, sekelompok orang yang kepalanya dilempari batu sampai pecah lantas utuh lagi. Setelah utuh dilempari batu lagi sampai pecah lalu utuh lagi, begitu seterusnya tanpa henti-hentinya. Itu gambaran orang-orang yang malas tidak mau menunaikan sholat wajib. Begitulah antara lain gambaran pahala dan siksa yang diperlihatkan oleh Allah kepada Rasulullah saw.

Ma’asyiorol muslimin rohimakumulloh
Akhir perjalanan Rasulullah sampailah beliau di Sidratul Muntaha hingga ke Mustawa. Disanalah beliau menghadap Allah dan menerima secara langsung perintah sholat lima waktu dalam sehari semalam, ibadah yang mengandung nilai-nilai ruhaniyah dan jasmaniyah bagi umatnya, baik bagi kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Perintah sholat lima waktu yang diperintahkan secara langsung kepada beliau tanpa perantara Malaikat Jibril ini menunjukkan betapa pentingnya sholat tersebut. Berbeda dengan perintah ibadah-ibadah yang lain, biasanya disampaikan melalui perantara malaikat Jibril. Pentingnya perintah sholat ini dapat kita lihat dari pernyataan Rasulullah dalam sebuah hadits yang berbunyi :
الصلاة عماد الدين، فمن أقامها فقد أقام الدين، ومن تركها فقد هدم الدين
Artinya : “Sholat itu adalah tiang agama, barang siapa yang menunaikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meniggalkannya maka sesungguhnya ia telah merobohkan agama.”
Juga dalam hadits lain beliau menyatakan :
إن أول ما ينظر فيه من عمل العبد يوم القيامة الصلاة، فإن وجدت تامة قبلت وسائر عمله، وإن وجدت ناقصة ردت عليه وسائر عمله.
Artinya :”Sesungguhnya yang pertama kali akan dilihat dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Bila ditemukan sholatnya sempurna, maka diterimalah shalatnya dan seluruh amalnya. Bila ditemui sholatnya kurang, maka ditolaklah sholatnya dan seluruh amalnya.”

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia
Dari urain singkat tentang Isro’ Mi’roj Rasulullah di atas, dapat kita simpulkan bahwa peristiwa Isro’ Mi’roj Rasulullah adalah untuk memperkuat aqidah dan keyakinan kepada kebesaran Allah serta mempertanggung jawabkan perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi. Di samping itu, mengatur dan memelihara hubungan yang terus menerus antara makhluk dan Kholiqnya dalam sholat 5 waktu sehari semalam sebagai medianya yang penuh dengan nilai-nilai kesempurnaan. Akhirnya semoga dengan uraian tentang Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw. tadi, iman dan taqwa kita kepada Allah semakin bertambah dan semoga kita senantiasa memelihara sholat lima waktu dalam sehari semalam sebagai media interaksi kita kepada Allah swt.
إن الله سبحانه وتعالى يقول، وبقوله يهتدي المهتدون، اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Jum'at 05

Ibadah Haji
الحمد لله الغنِي الكريم مفيض النعم والإحسان، العزيز الحكيم مبدع الأشياء وخالق الأكوان، أوجب الحج على من استطاع من عباده كما في محكم القرآن، وجعل الحج المبرور من أفضل الأعمال ووعده بالجِنان، سبحانه هو الذي جعل بيته الحرام دار الأمان. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ذو المواهب والإمتنان، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، صفوة أصفياء الرحمن. اللهم فصل وسلم على عبدك ورسولك سيدنا محمد أنزل إليه القرآن، وعلىآله وصحابته ومن تبعهم بالإيمان والإحسان، ما دامت الشمس طالعة وتكررت الليالي والأزمان.
أما بعد : فيا أيها المؤمنون، أوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون، وتأملوا كم مد لكم مولاكم موائد بره ومواهب إفضاله، وأرشدكم إلى سواء السبيل فتخلف كل منكم لتحصيل آماله، وفاتكم موسم الحج الشريف وأنتم عنه غافلون.
قال الله تعالى في كتابه الكريم : إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة مباركا وهدى للعالمين، فيه آيات بينات مقام إبراهيم، ومن دخله كان آمنا، ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا، ومن كفر فإن الله غني عن العالمين.
Kaum muslimin jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah.
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan kwalitas Iman, Islam, dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena orang-orang beriman dan bertaqwalah yang akan beruntung di hari kiamat kelak.
Ma’asyirol muslimin Rahimakumullah.
Jutaan kaum muslimin telah berbondong-bondong ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, termasuk saudara-saudara kita dari bangsa Indonesia, khususnya dari Kabupaten Pati yang sedang dan akan berangkat menuju ke sana. Kita mendo’akan, semoga perjalanan mereka senantiasa dilindungi oleh Allah SWT, mereka mampu beradaptasi dengan cuaca di sana, yang khabarnya saat ini mencapai 5 derajat celsius. Dan semoga saudara-saudara kita yang telah meninggalkan keluarga dan kampung halamannya menuju ke tanah suci, benar-benar dapat melaksanakan ibadah haji dengan sempurna, rukun, wajib dan sunnahnya, pulang kepada keluarga masing-masing dengan membawa predikat hajji mabrur.
Kaum muslimin jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah.
Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima, setiap muslim hendaknya bercita-cita untuk dapat melaksanakannya, paling tidak setiap muslim berniat dan berdo’a kepada Allah agar dapat melaksanakan ibadah haji. Karena niat seorang mukmin merupakan satu kebaikan.
Pada dasarnya, haji memang hanya diwajibkan atas orang-orang yang mampu (Istitho’ah). Namun kenyataannya, kekayaan tidak menjamin seseorang dapat melaksanakan ibadah haji, sebaliknya orang miskin juga ada yang mendapat panggilan Allah untuk menjadi tamu kehormatan-Nya.
Istitho’ah atau kemampuan berhaji menurut para ulama’ berarti mampu dari segi biaya pejalanan ibadah haji (BPIH) dan mampu meninggali biaya hidup keluarga yang ditinggalkan selama di sana, sehat jasmani dan rohani, serta aman dalam perjalanan pulang pergi.
Orang yang telah memiliki kemampuan di atas, hendaknya segera mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji, jangan menunggu besok-besok, karena tidak ada jaminan, kita akan selalu mampu sampai tahun mendatang, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Allah sangat mampu mengambil kekayaan dari seseorang dan sangat mudah bagi-Nya mencabut kesehatan dari seseorang. Tentang hal ini Rasulullah SAW menegaskan :
تعجلوا الحج، فإن أحدكم لا يدري ما يعرض له
Segeralah berhaji, karena seseorang di antara kamu tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas.
Dlam hadits lain yang juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda :
من أراد الحج فليعجل، فإنه قد يمرِض المريض، وتضل الراحلة، وتكون الحاجة
Barang siapa hendak berhaji, maka segeralah, karena seseorang mungkin sakit, kendaraan hilang dan mungkin ada kebutuhan.
Kaum muslimin jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah.
Tidaklah benar, orang yang tidak mau pergi haji dengan alasan belum mendapat panggilan, padahal dia sehat dan kaya. Karena panggilan haji tidak dapat didengar telinga. Kita harus berusaha dengan mendaftar, apalagi saat ini orang yang daftar sekarang belum tentu dapat berangkat tahun ini, karena saking banyaknya pendaftar. Ini merupakan indikasi bahwa kaum muslimin sekarang sudah banyak yang kaya dan menyadari kewajiban haji.
Bagi mereka yang telah mampu dan tidak mau segera berhaji, Rasululah SAW memberi peringatan keras dengan sabdanya :
من ملك زادا وراحلة تبلغه إلىبيت الله ولم يحج، فلا عليه أن يموت يهوديا أونصرانيا
Barang siapa memiliki bekal dan (biaya) kendaraan yang dapat menyampaikannya ke Baitullah, tapi dia tidak mau berhaji, maka tak mengapa kalau dia ingin mati sebagai orang Yahudi atau Nasrani.
Allah Maha tahu, bagaimana kondisi masyarakat muslim setiap masa. Maka Dia mewajibkan ibadah haji hanya sekali seumur hidup. Ibadah haji dapat melebur dosa dan haji mabrur balasannya dalah surga. Rasulullah SAW Bersabda :
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
Umroh satu ke umroh yang lain menghapuskan dosa antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasannya selain surga.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah.
Apa dan bagaimana haji mabrur itu ? dan apa ciri-cirinya ?
Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan dengan baik, tanpa dicampuri dengan perbuatan dosa selama iabadah haji. Ciri-cirinya, setelah pulang dari haji, orang tersebut semakin baik prilakunya, semakin tekun ibadahnya, makin dekat kepada Allah dan tidak cinta dunia.
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga saudara-saudara kita yang akan melaksanakan haji tahun ini, dapat melaksanakannya dengan sempurna, sehingga dapat mencaia haji mabrur. Dan bagi kita yang belum bisa melaksanakan, semoga di tahun-tahun yang akan datang bisa berangkat menunaikan rukun Islam kelima, dan yang sudah pernah, semoga bisa menunaikannya lagi, amin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَفُسُوقَ وَلاَجِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ الله وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يأُوْلِي اْلأَلْبَابِ.
بارك الله لي ولكم في اللقرآن العظيم، ونفعنِي وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل منّي ومنكم تلاوته، إنه بر رؤف رحيم.