Rabu, 09 Januari 2013

Khutbah Jum'at 03

Antara Wali Allah dan Wali Syaithan
الحمد لله عالم الغيب والشهادة، المطلع على أسرار عباده، أحمده سبحانه وتعالى على نعمه التي لا تتناهى، وأستغفره وأتوب إليه من جميع الذنوب والخطايا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، أرسله بالهدى ودين الحق، اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك سيدنا ونبينا محمد وعلى آله أصحابه والتابعين، أما بعد :
Kaum muslimin, jama’ah shalat Jum’ah masjid agung Baitunnur, serta kaum muslimin-muslimat, dimanapun berada.
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah. Karena ukuran kemuliaan manusia di sisi Allah adalah iman dan taqwanya. Dan ketahuilah bahwa Allah telah menciptakan makhluk-Nya saling berpasangan; ada baik ada buruk, ada terang ada gelap, ada iman ada kufur dst.
Pada kesempatan khutbah kali ini, saya akan menyampaikan khutbah yang berjudul : Antara Wali Allah dan Wali Syaithan. Allah berfirman :
الله ولي الذين آمنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور والذين كفروا أولياؤهم الطاغوت يخرجونهم من النور إلى الظلمات، أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون.
Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung mereka adalah syaithan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Dari ayat di atas jelaslah, bahwa antara wali Allah dengan wali syaithan ada perbedaan yang sangat jelas. Yakni, wali Allah dilindungi oleh Allah, serta dikeluarkan dari kekufuran yang membuat hati gelap, menuju kepada keimanan yang dapat menyinari manusia untuk meniti jalan yang diridhai oleh Allah. Sedangkan wali syaithan dituntun oleh syaithan dari cahaya, menuju kegelapan kufur. Sehingga mereka tidak bisa melihat jalan kebenaran.
Di dalam ayat tadi, Allah menyebut syetan dengan kata “thaghut”. Thaghut menurut istilah artinya hamba Allah (makhluk) yang dikultuskan oleh manusia dan dia menyetujuinya. Baik yang dikultuskan itu berupa makhluk hidup maupun benda mati, malaikat, manusia, penguasa, binatang, dewa, kuburan dan sebagainya.
Jika yang dikultuskan itu tidak menyetujui perlakuan tersebut, maka tidak disebut thaghut. Misalnya nabi Isa ‘Alaihis salam. Beliau dan ibundanya dianggap istri Tuhan dan anak Tuhan. Tapi beliau tidak mengakui. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Maidah ayat 116 - 117.

Ma’asyirol muslimin, jama’ah shalat Jum’ah yang dimuliakan Allah
Siapapun berhak menjadi wali Allah. Dan Allah berjanji bagi siapapun yang mau menjadi walinya, akan diberi keni’matan yang tidak pernah kita lihat, atau kita denganm, bahkan tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Allah berfirman :
ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Itulah janji Allah, siapa saja yang mau menjadi wali-Nya, maka dijamin tidak akan khawatir dan tidak akan bersedih hati.
Siapakah gerangan mereka ?
الذين آمنوا وكانوا يتقون
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
Jadi, untuk menjadi wali Allah, ada dua syarat utama, yaitu : iman dan taqwa. Iman adalah keyakinan di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan (amal). Yang dimaksud amal adalah melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan.
Balasan apakah yang disediakan bagi Mereka ?
لهم البشرى في الحيوة الدنيا وفي الآخرة، لا تبديل لكلمات الله، ذلك هو الفوز العظيم
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.
Ayat yang terakhir menjanjikan dua berita gembira, yakni bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Tentang kebahagiaan dunia, Allah akan memberi karunia berupa hati yang lapang dan rizqi yang lumintu. Allah berfirman :
ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dalam ayat lain disebutkan :
ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Itulah balasan bagi wali Allah di dunia ini. Adapun balasan di akhirat, sudah sangat jelas, setiap mu’min pasti sudah tahu, yakni surga yang luar biasa ni’matnya, seperti digambarkan oleh Allah dalam hadits qudsi :
أعدت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر في قلب بشر
Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh, keni’matan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan tidak dapat dibayangkan oleh hati manusia.
Kita sering mendengar keterangan dari para da’i, ulama’, ustadz dan kyai, betapa indahnya surga, makanan dan minumnannya yang sangat ni’mat. Sekali minum tidak akan merasa haus selamanya. Sekali makan, tidak akan merasa lapar selamanya, juga tidak ada sakit perut karena kekenyangan. Di sana ada buah-buahan dan berbagai macam minuman. Namun keterangan itu tidak bisa menggam-barkan keni’matan surga yang sebenarnya, dan apa yang kita bayangkan tentang surga itu tidak seindah dan seni’mat surga yang sesungguhnya.
Sementara orang yang menjadi kawan atau bolo setan, dapat dipahami dari firman Allah Surat Thaaha ayat 124 – 127
ومن أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكا، ونحشره يوم القيامة أعمى،
Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kmi akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
قال لم حشرتني أعمى وقد كنت بصيرا؟
Berkatalah ia : Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dulunya (di dunia) adalah orang yang bisa melihat?
قال : كذلك أتتك أياتنا فنسيتها وكذلك اليوم تنسى،
Allah berfirman : Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kaupun dilupakan.
وكذلك نجزي من أسرف ولم يؤمن بأيت ربه، ولعذاب الآخرة أشد وأبقى
Dan demikianlah, Kami membalas orang yang melampui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya adzab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.

Ma’asyirol muslimin, jama’ah shalat Jum’ah yang dimuliakan Allah
Di akhir khutbah ini, saya akan menyampaikan intisari hadits Nabi yang menjelaskan tentang dialog antara kekasih Allah dan musuh Allah, yakni antara Rasulullah dan iblis. Dialog itu membicarakan tentang siapa musuh dan siapa pula teman-teman iblis.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra. bahwa suatu hari Rasulullah bertanya kepada iblis : Berapa orang kekasih (kawan)-mu dari umatku? Jawab Iblis : Ada 10 kelompok :
1. Pemimpin yang jahat
2. Orang yang sombong
3. Orang kaya yang tidak peduli, dari mana ia mendapatkan harta dan kemana ia membelanjakannya
4. Ulama yang menyetujui kejahatan pemimpin
5. Pedagang yang menipu
6. Orang yang menimbun bahan makanan
7. Pezina
8. Pemakan riba
9. Orang pelit yang tidak peduli dari mana ia mengumpulkan harta
10. Pecandu minuman keras.
Lalu beliau bertanya lagi: Berapa musuhmu dari umatku? Iblis menjawab : Ada 20 orang :
1. Kamu sendiri (musuh utama)
2. Orang alim yang mengamalkan ilmunya
3. Orang yang hafal Al Qur’an, jika ia mengamalkan kandungannya
4. Orang yang adzan karena Allah untuk 5 waktu
5. Orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim
6. Orang yang berhati penyayang
7. Orang yang tunduk kepada kebenaran
8. Pemuda yang tekun beribadah (taat)
9. Orang yang makannya halal
10. Dua pemuda yang saling mencintai karena Allah
11. Orang yang gandrung shalat jamaah
12. Orang yang shalat malam, ketika orang lain sedang tidur
13. Orang yang menahan dirinya dari perbuatan haram
14. Orang yang mau menasehati saudaranya, tanpa ada sesuatu di hatinya (ikhlas).
15. Orang yang selalu dalam keeadaan berwudhu
16. Orang yang Dermawan
17. Orang yang berakhlak mulia
18. Orang yang percaya terhadap jaminan Allah
19. Orang yang mau menyantuni janda
20. Orang yang siap-siap untuk mati.

أقول قولي هذا وأستغفرالله لي ولكم، ولسائرالمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات واستغفروه، إن الله غفور رحيم، وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar