Isro’ Mi’roj
الحمد لله الذي انعم علينا بأنواع النعم التي لا تحصى، والذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى، ليريه من اياته الكبرى، احمده حمد من يعلم انه لم يزل ولا يزال بجميع المحامد جديرا، وأستعينه استعانة من لا يملك لنفسه نفعا ولا ضرا. واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واكبره تكبيرا. واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث بشيرا ونذيرا. فابى اكثره الناس الا كفورا. اللهم صل على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه الذين اذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا، وسلم تسليما كثيرا. اما بعد:
فيا أيها الحاضرون المعتكفون، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن وانتم مسلمون. واعلموا ان في شهركم هذا امرا عظيما. كما قال تعالى: سبحان الذى اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله من أياتنا. انه هو السميع البصير.
Ma’assirol muslimin sidang jum’ah rohimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa keada Allah Swt., yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Menjalankan perintah Allah baik yang bersifat wajib meupun yang bersifat sunnah. Menjauhi larangan-Nya nbaik yang bersifat haram atau yang makruh merupakan cernim kesempurnaan iman seseorang. Karena iman itu disamping harus tertanam dalam hati, diucapkan dengan lisan juga harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Semoga kita tergolong orang-orang yang selamat dan bahagia hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
Hadirin, jamaah Jum’at yang berbahagia.
14 Abad yang lalu, tepatnya tanggal 27 Rojab, 18 bulan sebelum Hijroh. Alloh memanggil seorang hamba pilihan, menghadap Tuhan yang Maha Tinggi, untuk menerima perintah shalat lima waktu. Hamba pilihan itu, tidak lain adalah uswah kita, teladan kita, Nabi Muhammad . Peristiwa tersebut dikenal dengan ISRO’ MI’ROJ.
Pada tahun itu dikenal tahun duka cita (‘amul huzni), dimana beliau mengalami berbagai cobaan yang cukup berat seperti :
- Kematian Abu Tholib, paman beliau yang mengasuh sejak kecil dan setelah diangkat menjadi nabi dan rasul pun senantiasa siap membantu dan membela bila terjadi serangan dari kaum kafir.
- Tak lama kemudian disusul dengan kematian istri beliau, Sayyidatina Khodijah r.a., seorang istri yang baik, orang yang pertama masuk Islam, yang bersedia mengurbankan harta bendanya demi kepentingan Islam dan senantiasa memberi motivasi dan menghibur Rasululah dalam menghadapi liku-liku perjuangan menegakkan agama Allah.
- Setelah kematian Abu Tholib dan Ibunda Khodijah r.a, Rasulullah hijrah ke Thoif dengan harapan agar mendapat dukungan dari penduduk di sana, karena kebetulan tiga kepala suku Thoif masih ada hubungan kerabat dengan beliau. Akan tetapi harapan itu hampa. Bahkan yang terjadi adalah sebalikna. Beliau diusir dari Thoif, dilempari batu hingga kaki dan kepalanya berlumuran darah.
Untuk itu, Allah menghibur Rasul-Nya dengan peristiwa Isra’ mi’raj, untuk ditunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Peristiwa besar ini diabadikan oleh Allah dalam surat Al Isro’ ayat 1 :
سُبْحَانَ الَّذِيْ اَسْرَى بِعَبْدِه لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَه لِنُرِيَه مِنْ آيَاتِنَا اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Maha Suci Tuhan Yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami tunjukkan kepadanya, sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Isro’ mi’roj merupakan peristiwa besar dalam sejarah, dimana seorang hamba pilihan Allah, dengan kehendak Allah, menempuh perjalanan yang amat jauh dan amat tinggi, dari Masjidil Haram Mekkah, ke Masjidil Aqsha Palestina dengan kendaraan surga yang bernama buroq. Kemudian dari Masjidil Aqsha, beliau naik ke langit pertama sampai ketujuh, bahkan sampai tempat yang sangat tinggi, malaikat Jibril dan Mikail yang ditugaskan mendampingi beliau pun tidak sanggup naik ke sana. Tempat itu disebut Sidratul Muntaha. Perjalanan yang amat sangat jauh dan amat sangat tinggi sekali itu, hanya ditempuh dalam waktu setengah malam saja.
Bagaimana mungkin perjalanan yang begitu jauh dan tinggi, bisa ditempuh dalam waktu yang sangat singkat? Bagi kita, sebagai orang beriman, perjalanan itu sangat mungkin. Sebab, itu terjadi atas kehendak Allah, bukan semata-mata keinginan Rasulullah sendiri.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rohimakumulloh
Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, Rasulullah menemui beberapa peristiwa yang aneh, sebagai perumpamaan bagi umat beliau. Diantara peristiwa itu adalah :
Beliau melewati seseorang nenek yang memanggil-manggil beliau. Lalu beliau bertanya kepada malaikat Jibril ; Jibril siapakah nenek itu ? Jibril menjawab : Itu adalah perumpamaan umur dunia. Pada 14 abad yang lalu, umur dunia ini sudah tua seperti nenek-nenek, berarti sekarang ini umur dunia sudah sangat tua, kiamat sudah dekat, kehancuran alam semesta sudah di depan mata.
Beliau juga melihat seseorang yang sedang makan daging mentah dan busuk, padahal di hadapannya ada daging masak dan sedap baunya. Itu adalah perumpamaan orang yang sudah mempunyai istri atau suami, tapi dia masih mencari pasangan yang haram di luar rumah.
Beliau juga melihat beberapa orang yang sedang menuai atau memanen padi. Setiap selesai dipanen, padi itu tumbuh lagi, lalu dipanen lagi dan tumbuh lagi. Begitu seterusnya. Melihat peristiwa yang aneh itu, Rasulullah bertanya; wahai Jibril siapa mereka itu ? Jibril menjawab : Itu adalah perumpamaan umatmu yang infaq di jalan Alloh. Hal itu juga digambarkan oleh Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 261 :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Ada pula kejadian aneh, sekelompok orang yang kepalanya dilempari batu sampai pecah lantas utuh lagi. Setelah utuh dilempari batu lagi sampai pecah lalu utuh lagi, begitu seterusnya tanpa henti-hentinya. Itu gambaran orang-orang yang malas tidak mau menunaikan sholat wajib. Begitulah antara lain gambaran pahala dan siksa yang diperlihatkan oleh Allah kepada Rasulullah saw.
Ma’asyiorol muslimin rohimakumulloh
Akhir perjalanan Rasulullah sampailah beliau di Sidratul Muntaha hingga ke Mustawa. Disanalah beliau menghadap Allah dan menerima secara langsung perintah sholat lima waktu dalam sehari semalam, ibadah yang mengandung nilai-nilai ruhaniyah dan jasmaniyah bagi umatnya, baik bagi kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Perintah sholat lima waktu yang diperintahkan secara langsung kepada beliau tanpa perantara Malaikat Jibril ini menunjukkan betapa pentingnya sholat tersebut. Berbeda dengan perintah ibadah-ibadah yang lain, biasanya disampaikan melalui perantara malaikat Jibril. Pentingnya perintah sholat ini dapat kita lihat dari pernyataan Rasulullah dalam sebuah hadits yang berbunyi :
الصلاة عماد الدين، فمن أقامها فقد أقام الدين، ومن تركها فقد هدم الدين
Artinya : “Sholat itu adalah tiang agama, barang siapa yang menunaikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meniggalkannya maka sesungguhnya ia telah merobohkan agama.”
Juga dalam hadits lain beliau menyatakan :
إن أول ما ينظر فيه من عمل العبد يوم القيامة الصلاة، فإن وجدت تامة قبلت وسائر عمله، وإن وجدت ناقصة ردت عليه وسائر عمله.
Artinya :”Sesungguhnya yang pertama kali akan dilihat dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Bila ditemukan sholatnya sempurna, maka diterimalah shalatnya dan seluruh amalnya. Bila ditemui sholatnya kurang, maka ditolaklah sholatnya dan seluruh amalnya.”
Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia
Dari urain singkat tentang Isro’ Mi’roj Rasulullah di atas, dapat kita simpulkan bahwa peristiwa Isro’ Mi’roj Rasulullah adalah untuk memperkuat aqidah dan keyakinan kepada kebesaran Allah serta mempertanggung jawabkan perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi. Di samping itu, mengatur dan memelihara hubungan yang terus menerus antara makhluk dan Kholiqnya dalam sholat 5 waktu sehari semalam sebagai medianya yang penuh dengan nilai-nilai kesempurnaan. Akhirnya semoga dengan uraian tentang Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw. tadi, iman dan taqwa kita kepada Allah semakin bertambah dan semoga kita senantiasa memelihara sholat lima waktu dalam sehari semalam sebagai media interaksi kita kepada Allah swt.
إن الله سبحانه وتعالى يقول، وبقوله يهتدي المهتدون، اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
الحمد لله الذي انعم علينا بأنواع النعم التي لا تحصى، والذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى، ليريه من اياته الكبرى، احمده حمد من يعلم انه لم يزل ولا يزال بجميع المحامد جديرا، وأستعينه استعانة من لا يملك لنفسه نفعا ولا ضرا. واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واكبره تكبيرا. واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث بشيرا ونذيرا. فابى اكثره الناس الا كفورا. اللهم صل على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه الذين اذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا، وسلم تسليما كثيرا. اما بعد:
فيا أيها الحاضرون المعتكفون، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن وانتم مسلمون. واعلموا ان في شهركم هذا امرا عظيما. كما قال تعالى: سبحان الذى اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله من أياتنا. انه هو السميع البصير.
Ma’assirol muslimin sidang jum’ah rohimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa keada Allah Swt., yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Menjalankan perintah Allah baik yang bersifat wajib meupun yang bersifat sunnah. Menjauhi larangan-Nya nbaik yang bersifat haram atau yang makruh merupakan cernim kesempurnaan iman seseorang. Karena iman itu disamping harus tertanam dalam hati, diucapkan dengan lisan juga harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Semoga kita tergolong orang-orang yang selamat dan bahagia hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
Hadirin, jamaah Jum’at yang berbahagia.
14 Abad yang lalu, tepatnya tanggal 27 Rojab, 18 bulan sebelum Hijroh. Alloh memanggil seorang hamba pilihan, menghadap Tuhan yang Maha Tinggi, untuk menerima perintah shalat lima waktu. Hamba pilihan itu, tidak lain adalah uswah kita, teladan kita, Nabi Muhammad . Peristiwa tersebut dikenal dengan ISRO’ MI’ROJ.
Pada tahun itu dikenal tahun duka cita (‘amul huzni), dimana beliau mengalami berbagai cobaan yang cukup berat seperti :
- Kematian Abu Tholib, paman beliau yang mengasuh sejak kecil dan setelah diangkat menjadi nabi dan rasul pun senantiasa siap membantu dan membela bila terjadi serangan dari kaum kafir.
- Tak lama kemudian disusul dengan kematian istri beliau, Sayyidatina Khodijah r.a., seorang istri yang baik, orang yang pertama masuk Islam, yang bersedia mengurbankan harta bendanya demi kepentingan Islam dan senantiasa memberi motivasi dan menghibur Rasululah dalam menghadapi liku-liku perjuangan menegakkan agama Allah.
- Setelah kematian Abu Tholib dan Ibunda Khodijah r.a, Rasulullah hijrah ke Thoif dengan harapan agar mendapat dukungan dari penduduk di sana, karena kebetulan tiga kepala suku Thoif masih ada hubungan kerabat dengan beliau. Akan tetapi harapan itu hampa. Bahkan yang terjadi adalah sebalikna. Beliau diusir dari Thoif, dilempari batu hingga kaki dan kepalanya berlumuran darah.
Untuk itu, Allah menghibur Rasul-Nya dengan peristiwa Isra’ mi’raj, untuk ditunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Peristiwa besar ini diabadikan oleh Allah dalam surat Al Isro’ ayat 1 :
سُبْحَانَ الَّذِيْ اَسْرَى بِعَبْدِه لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَه لِنُرِيَه مِنْ آيَاتِنَا اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Maha Suci Tuhan Yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami tunjukkan kepadanya, sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Isro’ mi’roj merupakan peristiwa besar dalam sejarah, dimana seorang hamba pilihan Allah, dengan kehendak Allah, menempuh perjalanan yang amat jauh dan amat tinggi, dari Masjidil Haram Mekkah, ke Masjidil Aqsha Palestina dengan kendaraan surga yang bernama buroq. Kemudian dari Masjidil Aqsha, beliau naik ke langit pertama sampai ketujuh, bahkan sampai tempat yang sangat tinggi, malaikat Jibril dan Mikail yang ditugaskan mendampingi beliau pun tidak sanggup naik ke sana. Tempat itu disebut Sidratul Muntaha. Perjalanan yang amat sangat jauh dan amat sangat tinggi sekali itu, hanya ditempuh dalam waktu setengah malam saja.
Bagaimana mungkin perjalanan yang begitu jauh dan tinggi, bisa ditempuh dalam waktu yang sangat singkat? Bagi kita, sebagai orang beriman, perjalanan itu sangat mungkin. Sebab, itu terjadi atas kehendak Allah, bukan semata-mata keinginan Rasulullah sendiri.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rohimakumulloh
Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, Rasulullah menemui beberapa peristiwa yang aneh, sebagai perumpamaan bagi umat beliau. Diantara peristiwa itu adalah :
Beliau melewati seseorang nenek yang memanggil-manggil beliau. Lalu beliau bertanya kepada malaikat Jibril ; Jibril siapakah nenek itu ? Jibril menjawab : Itu adalah perumpamaan umur dunia. Pada 14 abad yang lalu, umur dunia ini sudah tua seperti nenek-nenek, berarti sekarang ini umur dunia sudah sangat tua, kiamat sudah dekat, kehancuran alam semesta sudah di depan mata.
Beliau juga melihat seseorang yang sedang makan daging mentah dan busuk, padahal di hadapannya ada daging masak dan sedap baunya. Itu adalah perumpamaan orang yang sudah mempunyai istri atau suami, tapi dia masih mencari pasangan yang haram di luar rumah.
Beliau juga melihat beberapa orang yang sedang menuai atau memanen padi. Setiap selesai dipanen, padi itu tumbuh lagi, lalu dipanen lagi dan tumbuh lagi. Begitu seterusnya. Melihat peristiwa yang aneh itu, Rasulullah bertanya; wahai Jibril siapa mereka itu ? Jibril menjawab : Itu adalah perumpamaan umatmu yang infaq di jalan Alloh. Hal itu juga digambarkan oleh Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 261 :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Ada pula kejadian aneh, sekelompok orang yang kepalanya dilempari batu sampai pecah lantas utuh lagi. Setelah utuh dilempari batu lagi sampai pecah lalu utuh lagi, begitu seterusnya tanpa henti-hentinya. Itu gambaran orang-orang yang malas tidak mau menunaikan sholat wajib. Begitulah antara lain gambaran pahala dan siksa yang diperlihatkan oleh Allah kepada Rasulullah saw.
Ma’asyiorol muslimin rohimakumulloh
Akhir perjalanan Rasulullah sampailah beliau di Sidratul Muntaha hingga ke Mustawa. Disanalah beliau menghadap Allah dan menerima secara langsung perintah sholat lima waktu dalam sehari semalam, ibadah yang mengandung nilai-nilai ruhaniyah dan jasmaniyah bagi umatnya, baik bagi kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Perintah sholat lima waktu yang diperintahkan secara langsung kepada beliau tanpa perantara Malaikat Jibril ini menunjukkan betapa pentingnya sholat tersebut. Berbeda dengan perintah ibadah-ibadah yang lain, biasanya disampaikan melalui perantara malaikat Jibril. Pentingnya perintah sholat ini dapat kita lihat dari pernyataan Rasulullah dalam sebuah hadits yang berbunyi :
الصلاة عماد الدين، فمن أقامها فقد أقام الدين، ومن تركها فقد هدم الدين
Artinya : “Sholat itu adalah tiang agama, barang siapa yang menunaikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meniggalkannya maka sesungguhnya ia telah merobohkan agama.”
Juga dalam hadits lain beliau menyatakan :
إن أول ما ينظر فيه من عمل العبد يوم القيامة الصلاة، فإن وجدت تامة قبلت وسائر عمله، وإن وجدت ناقصة ردت عليه وسائر عمله.
Artinya :”Sesungguhnya yang pertama kali akan dilihat dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Bila ditemukan sholatnya sempurna, maka diterimalah shalatnya dan seluruh amalnya. Bila ditemui sholatnya kurang, maka ditolaklah sholatnya dan seluruh amalnya.”
Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia
Dari urain singkat tentang Isro’ Mi’roj Rasulullah di atas, dapat kita simpulkan bahwa peristiwa Isro’ Mi’roj Rasulullah adalah untuk memperkuat aqidah dan keyakinan kepada kebesaran Allah serta mempertanggung jawabkan perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi. Di samping itu, mengatur dan memelihara hubungan yang terus menerus antara makhluk dan Kholiqnya dalam sholat 5 waktu sehari semalam sebagai medianya yang penuh dengan nilai-nilai kesempurnaan. Akhirnya semoga dengan uraian tentang Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw. tadi, iman dan taqwa kita kepada Allah semakin bertambah dan semoga kita senantiasa memelihara sholat lima waktu dalam sehari semalam sebagai media interaksi kita kepada Allah swt.
إن الله سبحانه وتعالى يقول، وبقوله يهتدي المهتدون، اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar